Bercocok tanam biasanya dilakukan di lahan yang ada di daratan, tapi tidak dengan petani yang ada di Italia ini. Para petaninya bercocok tanam di bawah kedalaman laut. Di negeri yang terkenal akan pizza dan spagetinya ini, ada sebuah organisasi lokal bernama Ocean Reef Group yang merealisasikan pertanian di bawah permukaan air dengan proyek Nemo’s Garden.
Dilansir dari berbagai sumber, Nemo’s Garden merupakan sebuah kumpulan rumah kaca yang menampung tumbuhan pangan di dasar laut Pantai Noli. Konsep ini didasari sebagai alternatif dalam infrastruktur pertanian tradisional yang sudah usang dengan harapan bisa memproduksi bahan pangan dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Proyek Nemo’s Garden ini terdiri dari sejumlah rumah kaca mungil yang tertanam di dasar lautan berkedalaman 30 kaki. Biosfer atau kehidupan di sini dilindungi dengan struktur kaca bening berbentuk kubah yang diisi udara dan karbondioksida. Setiap rumah kaca memiliki rak-rak yang menampung tumbuhan seperti, stroberi, kacang-kacangan, kemangi, basil, selada, serta sayuran hijau lainnya.
Rumah kaca ini memanfaatkan materi yang terkandung dalam lautan untuk menumbuhkan tanaman. Struktur rumah kaca bawah laut memungkinkan air untuk terus menyuapi tumbuhan. Selain itu, kandungan karbondioksida yang tinggi berperan layaknya hormon steroid untuk tumbuhan dan membuat pertumbuhannya berkembang sangat cepat. Tidak seperti di darat, di laut tidak ditemukan hama.
Rumah-rumah kaca dalam laut itu dipelihara setiap saat oleh para petani yang juga penyelam kampiun dan tetumbuhan di dalamnya dijaga untuk selalu berada dalam suhu ideal. Meski hasil panen dari tumbuhan yang ditanam di Nemo’s Garden belum apat dijual secara komersial, namun istri dari presiden Ocean Reef Group telah mencoba menggunakannya untuk membuat saus pesto untuk pasta khas Italia yang terbuat dari bahan baku utama daun basil). Memang, tujuan Ocean Reef Group membuat rumah kaca bawah laut ini adalah untuk menciptakan inovasi terkait solusi krisis pangan dunia di masa depan.
Nemo’s Garden dirasa cocok untuk dikembangkan di negara-negara berkembang, di mana kekeringan dan kondisi alam lainnya seperti hama menjadi kendala untuk kesuksesan pertanian setiap tahunnya. Sepertinya di Indonesia, Nemo’s Garden ini cocok untuk diterapkan. (jow)