Belakangan ini, hoax kerap diperbincangkan di media massa maupun media sosial, karena dianggap meresahkan publik, dengan informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Hoax adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukan pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau mengakali pembaca atau pendengarnya untuk mempercayai sesuatu yang biasanya digunakan dalam forum internet. Lantas apa itu hoax dan darimana asalnya? Berikut sejarahnya, seperti dilansir jadiBerita dari berbagai sumber.
Menurut Lynda Walsh dalam buku berjudul “Sins Against Science”, istilah hoax atau kabar bohong, merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang masuk sejak era industri. Diperkirakan pertama kali muncul pada 1808.
Asal kata ‘hoax’ diyakini ada sejak ratusan tahun sebelumnya, yakni ‘hocus’ dari mantra ‘hocus pocus’, frasa yang kerap disebut oleh pesulap, serupa ‘sim salabim’. Asal kata ini diungkapkan oleh filsuf asal Inggris, Robert Nares.
Alexander Boese dalam bukunya, “Museum of Hoaxes”, mencatat hoax pertama yang dipublikasikan adalah almanak atau penanggalan palsu yang dibuat Isaac Bickerstaff alias Jonathan Swift pada 1709.
Saat itu, ia meramalkan kematian astrolog John Partridge. Agar meyakinkan publik, ia bahkan membuat obituari palsu tentang Partridge pada hari yang diramal sebagai hari kematiannya.
Swift mengarang informasi tersebut untuk mempermalukan Partridge di mata publik. Partridge pun berhenti membuat almanak astrologi hingga 6 tahun setelah hoax beredar.
Lalu bagaimana istilah “hoax” menjadi populer? Hal ini bermula sejak pemutaran film “The Hoax” yang dibintangi Richard gere pada 2006 lalu. “The Hoax” adalah sebuah film drama Amerika yang rilis pada tahun 2006. Film yang disutradarai oleh Lasse Hallstrom dan diskenario oleh William Wheeler ini dibuat berdasarkan buku dengan judul yang sama oleh Clifford Irving dan berfokus pada biografi Irving sendiri, serta Howard Hughes yang dianggap dianggap membantu menulis.
Banyak kejadian yang diuraikan Irving dalam bukunya, akhirnya diubah atau dihilangkan di versi filmnya, dan penulis kemudian berkata, “saya dipekerjakan oleh produser sebagai penasihat teknis film, tapi setelah membaca naskah terakhir saya meminta agar nama saya dihapus dari kredit film. Ini disebabkan karena plot naskah tak sesuai dengan novel aslinya.”
Sejak itu, film “The Hoax” dianggap sebagai film yang banyak mengandung kebohongan, sehingga kemudian banyak kalangan terutama para netter yang menggunakan istilah hoax untuk menggambarkan suatu kebohongan. (tom)