â??Wanita tidak usah sekolah tinggi-tinggi, toh nanti kerjaannya lebih banyak mengurus rumah.â?
Barangkali cukup banyak wanita di Indonesia yang sering mendengar ungkapan seperti ini, bahwa wanita tidak perlu menuntut ilmu setinggi langit karena mereka diharapkan untuk lebih banyak tinggal di rumah dan mengurus hal-hal berbau rumah tangga. Namun, seiring berjalannya waktu, terdapat fakta-fakta yang mematahkan anggapan tersebut. Banyak sosok wanita di Indonesia yang bersekolah sampai jenjang tinggi dan menunjukan kemampuannya dengan berkiprah di bidang yang umumnya dikaitkan dengan laki-laki.
Sosok menteri di Indonesia misalnya. Saat ini dalam Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo terdapat 9 sosok menteri wanita dari 34 menteri, yang ternyata menjadikan Indonesia sebagai negeri dengan menteri wanita terbanyak di dunia. Disusul dengan Uni Emirat Arab di posisi kedua dengan 8 menteri wanita. “Indonesia punya sembilan menteri, ini adalah menteri perempuan yang terbanyak. Yang kedua Uni Emirat Arab dengan delapan menteri perempuan,” ujar Presiden Joko Widodo, sebagaimana yang dikutip dari Republika saat peringatan Hari Ibu tahun 2016 lalu.
Kiprah para wanita di jajaran menteri Indonesia pun patut diacungi jempol dan tidak kalah dengan menteri-menteri lainnya. Bahkan sampai saat ini para menteri wanita belum pernah masuk ke dalam daftar perombakan kabinet. Ke-9 menteri tersebut adalah:
- Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara)
- Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup)
- Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)
- Nila F Moeloek (Menteri Kesehatan)
- Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial)
- Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
- Retno LP Marsudi (Menteri Luar Negeri)
- Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan)
- Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
Tentunya, pemilihan menteri-menteri ini telah melewati proses pengkajian yang panjang dan didasari oleh pengalaman profesional masing-masing menteri di bidangnya. Seperti yang dilansir oleh Femina pada tanggal 28 Oktober 2014, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Surabaya, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan magister di Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Atau Menteri Retno LP Marsudi yang juga memiliki segudang prestasi di kancah internasional. Beliau pernah menjadi duta besar RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia dan mendapat penghargaan berupa Order of Merit dari Raja Norwegia di tahun 2011, membuatnya sebagai orang Indonesia pertama yang menerima tanda jasa tersebut.
Serta Menteri Yohana Susana Yembise yang menyelesaikan program gelar Master di Departemen Pendidikan Simon Fraser University di Kanada pada tahun 1994 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas Newcastle di tahun 2006.
Hal ini pun mematahkan anggapan bahwa wanita tidak perlu menuntut ilmu setinggi-tingginya. Karena menteri-menteri wanita di Indonesia telah membuktikan diri mereka mampu menjadi pemimpin. (jow)