Don't be Captious

Inspiratif! Kisah Mantan Cleaning Service Jadi Lulusan Harvard

Bagi sebagian orang, menempuh pendidikan di universitas memang bukan hal yang mudah. Terutama bagi mereka yang terkendala masalah keuangan. Perlu perjuangan keras untuk bisa menyematkan toga di kepala saat wisuda. Apalagi buat kuliah di universitas top dunia, Harvard.

Namun, seorang pemuda pantang menyerah ini bisa mengatasi semuanya. Dia adalah Shannon Satonori Lytle. Pria berparas tampan itu jadi perbincangan dunia usai lulus dari jurusan Ilmu Komputer Universitas Harvard. Kebahagiannya yang ia tulis pada Minggu (25/5/2017) di akun Facebook miliknya berjudul “Today, I graduated from Harvard.“, langsung menjadi viral.

Shannon tidak terlahir dari keluarga yang kaya yang sudah hidup dengan segala fasilitas. Dia harus berjuang untuk bisa meraih gelar sarjana dari Universitas Harvard. Melansir dari Detik, saat duduk di bangku SMA, ia harus bekerja paruh waktu membantu keuangan orangtuanya. Saat itu dia bekerja di restoran cepat saji McDonald agar bisa ikut tes masuk universitas di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama SAT.

Tak seperti teman-teman sebayanya yang lain, kehidupan Shannon tak hanya sekolah saja, tapi ia juga mesti bekerja paruh waktu. Tak cukup sampai di situ, meskipun sudah sibuk dia juga harus membantu orangtuanya mengurus tiga adiknya sampai mereka tertidur. Dan biasanya dia terjaga hingga pukul 04.00 pagi karena harus mengerjakan PR. Hampir tidak ada waktu untuk bersenang-senang.

Tak hanya itu saja, dia juga harus berjuang berjalan kaki setelah menjalani tugas ekstrakurikuler di sekolah karena orangtuanya tak memiliki mobil. Dia juga harus mengeluarkan laptop dari jendela kamarnya demi ‘menumpang’ koneksi internet tetangganya untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Saat sudah menjadi mahasiswa Harvard, Shannon masih tetap harus bersusah payah menjalani hidupnya. Shannon membeli laptop dengan bekerja sangat keras, sehingga dia akan panik jika benda itu rusak.

In college, I panicked when my laptop broke because I had worked 150 minimum wage hours to buy it,” tulisnya.

Shannon juga mengungkapkan demi bisa meraih mimpinya dan berpergian ke berbagai belahan dunia, dia rela melakukan aneka pekerjaan. Mulai dari cleaning service yang membersihkan toilet dan rak buku hingga berjualan baju.

Throughout my life, I have maneuvered and begged for every kind of subsidy and coupon. I’m the son of a warehouse worker and an immigrant; a first generation student,” tulis Shannon lagi yang menjelaskan bahwa dia adalah anak dari seorang imigran pekerja pabrik.

Meskipun perjalanan hidupnya terjal, kini ia bisa menikmati hasilnya setelah lulus dari universitas impian seluruh masyarakat di dunia, Harvard. Tulisan Shannon tersebut sampai saat ini sudah disebarkan ulang lebih dari 200 ribu kali. Postingannya di Facebook ini pun mendapatkan lebih dari 15 ribu like. Buat yang masih kuliah, masih sanggup malas-malasan?

Latest article