Keberhasilan Marvel menerbitkan berbagai judul komik hits yang diangkat jadi film layar lebar tak lepas dari tangan orang-orang Indonesia. Selain sebagai penikmat setia, ada beberapa pemuda Tanah Air yang menorehkan guratan serta arsiran warna di banyak judul komik populer penerbit itu.
Karena karyanya yang menuai banyak pujian dan telaten, para komikus Indonesia itu jadi rebutan DC Comics, pesaingnya Marvel. Siapa saja ya seniman-seniman yang dimaksud? jadiBerita telah siapkan kabarnya di bawah ini:
1. Ario Anindito
Kiprah Ario Anindito di dunia seni tak usah ditanya lagi. Alumni Jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan itu pernah jadi concept artist untuk film pendek garapan Riri Riza dan terlibat produksi film lain, sekitar 2008. Memasuki 2012, Ario direkrut DC Comics untuk menggarap komik Red Hood and the Outlaws vol 10-11. Kariernya bersama Marvel kemudian dimulai dua tahun kemudian, ketika Ario dipercaya menggambar komik Wolverine.
2. Miralti Firmansyah
Alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB yang akrab disapa Alti ini masuk Marvel setelah ikut seleksi yang diselenggarain di Comic Con 2014. Project komik Star-Lord and Kitty Pryde yang merupakan cerita lain dalam dunia Guardian of the Galaxy telah menunggunya. Untuk menyelesaikan project yang terbilang besar itu, Alti dipasangkan dengan Sam Humpries yang juga menulis naskah komik Avengers vol 5.
3. Rhoald Marcellius
Nama Rhoald Marcellius rasanya asing bagi warga Indonesia, tapi sangat dikenal di Amerika. Selain menjadi illustrator komik-komik Marvel, Rhoald juga punya komik terbitannya, yaitu Carpediem, Canberra, dan Pumpkin Bear. Karya pria berusia 35 tahun itu juga terbilang unik karena menggabungkan teknik gambar menggunakan tangan dengan digital.
4. JESSICA KHOLINNE
Sementara Ario, Alti, dan Rhoald berkarya sebagai penciller yang menggambar hitam-putih, Jessica lah yang mewarnainya. Masing-masing karakter pada akhirnya punya ciri warna khas dan terlihat lebih hidup. Bagi Jessica, seorang colorist tak terlalu butuh kemampuan gambar seperti penciller asalkan memahami lekuk-lekuk tubuh supaya bisa mewarnai dengan efek pencahayaan yang tepat.
5. Yasmine Putri
Ada juga Yasmine Putri, seorang seniman yang karyanya banyak dijadikan cover art berbagai komik, misalnya Star-Lord and Kitty Pryde, Marvel Secret Wars, Spider-Gwen, The Amazing Spiderman, juga Invincible Iron Man. Selain itu, Yasmine juga tercatat menjadi cover-artist beberapa komik DC, di antaranya Nightwing, The Hell Blazer, dan Superwoman.
6. Sunny Gho
Pria kelahiran 1982 ini bisa dibilang senior komikus-komikus sebelum ini. Kiprah alumni Desain Komunikasi Visual Trisakti itu menggambari komik Marvel bermula sejak sekitar 2006. Ketika itu, Sunny bekerja di sebuah studio komik Imaginary Friends yang berbasis di Singapura. Bersama 30 komikus di studio itu, Sunny mengerjakan berbagai komik yang kebanyakan berasal dari Marvel dan DC. Kini, dia merupakan tokoh di balik Kosmik, penerbit komik lokal dan Popcon Asia, event pop-culture bergengsi di dunia.
7. Ardian Syaf
Karier pria asal Tulungagung, Jawa Timur ini dimulai sejak 2003. Lima tahun kemudian, komik Welcome to the Jungle yang digambarnya masuk nominasi Hugo Award, Piala Oscarnya dunia komik. Prestasi yang begitu mentereng akhirnya membuat Ardian dilirik Marvel. Dia pun mengerjakan gambar beberap judul beken, seperti X-Men: Manifest Destiny.
DC Comics seolah tak mau kalah dan merekrut Ardian untuk menggarap The Origin of Congorilla dan Batgirl. Kariernya memuncak terus hingga akhirnya dia tersangkut kasus yang terbilang pelik ketika mengerjakan komik X-Men Gold untuk Marvel, sekitar April 2017.
Ardian memasukkan tulisan â??212â? dan â??QS 5:51â? yang tersamarkan dalam gambarnya. Pada saat itu, Indonesia sedang panas-panasnya dengan aksi demo 212 dan kasus terkati Basuki Tjahaja Purnama.
Marvel yang memandang pekerjaan tangan Ardian sebagai sebuah hal tak termaafkan karena menyinggung SARA kemudian memecatnya. Terlepas dari kasus itu, gambar Ardian selalu mendapat pujian tinggi dari pecinta komik. (jow)