Solusi Hemat Listrik dengan Solar Panel Karya Mahasiswa Unpad

Sekelompok mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran berhasil mengembangkan sistem pasokan listrik mandiri dan sederhana dengan menggunakan solar panel sebagai sumber energinya untuk sistem pembangkit listrik rumahan sederhana yang diberi nama “Solahen” (Solusi Lampu Hemat Energi).

Para mahasiswa yang menciptakan Solehan tersebut adalah Andika Lipo Sumatara, Ronaldo Hadyanto Manik, Fadhulloh Nugraha Setiawan, dan Rhesa Setyo Santoso.

Andika Lipo Sumatara selaku penggagas ide ini mengatakan, produk Solahen dibuat sesederhana mungkin agar dapat diaplikasikan langsung ke masyarakat, terutama di wilayah terpencil.

“Ide Solahen berawal dari pengalamannya saat mengikuti KKNM Unpad di Desa Mekarjaya, Kecamatan Mande, Cianjur, 2014 silam. Di desa tersebut, ada satu dusun dengan 66 kepala keluarga belum mendapatkan aliran listrik,” kata Lipo seperti dilansir dari laman Unpad, Senin (24/7/2017).

Solahen (Unpad)

Sepulangnya dari KKN, Lipo kemudian berpikir solusi apa yang bisa dikembangkan agar masyarakat di daerah terpencil dapat mendapatkan listrik. Setelah beberapa kali pengembangan, Lipo kemudian menggunakan solar panel dan aki sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik di rumah.

Ia menuturkan secara teknis, Solahen memanfaatkan energi matahari untuk dikonversi ke dalam solar panel dan energi kemudian disimpan dalam aki dan dialirkan ke dalam lampu-lampu rumah. Sistem dibuat sederhana agar masyarakat dapat melakukan instalasi dengan mudah, bahkan dapat dilakukan oleh kelompok usia berapa saja.

Diakui Lipo, pengembangan Solahen diambil dari komponen yang banyak di pasaran meski minim inovasi produk, ia lebih mengutamakan komponen banyak di pasaran agar lebih mudah diinstalasi.

Harga satu set Solahen cukup menghabiskan biaya Rp2 juta. Khusus untuk program penjangkauan ke masyarakat terpencil, Lipo dan rekannya menggratiskan seluruh biaya pengadaan alat dan pemasangan instalasi. “Kita memang targetkan masyarakat mendapat produk ini dengan gratis,” ujar Lipo.

Produk ini kemudian dikembangkan lebih luas dengan nama “Indonesia Terang” sejak 2015. Berbeda dengan program Indonesia Terang milik pemerintah, program milik Lipo dan kawan-kawan sudah jauh diaplikasikan di masyarakat sejak 2014.

Cara kerja Solahen (Tinypic)

Sampai saat ini sudah banyak wilayah yang dibantu oleh Lipo mulai dari pelosok Sumatera Barat, Riau, Maluku, Papua Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, hingga Kalimantan Timur.

Saat ini, Lipo tengah menjalankan pemasangan Solahen di lima desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebanyak 218 unit rumah di 5 Desa tersebut dipasangkan Solahen.

Aksi ini merupakan upaya yang diwujudkan Lipo dan kawan-kawan dalam memberikan solusi ketersediaan listrik di wilayah terpencil. Dibandingkan aksi kritik ke pemerintah melalui demo-demo jalanan, Lipo lebih memilih melakukan kerja nyata dengan cara memberikan Solahen gratis kepada masyarakat terpencil.

“Target Solahen sederhana, dapat menjangkau wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik,” kata dia. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Mencicipi Bakso Bejo, Kuliner Indonesia Paling Populer di Korea Selatan

5 Desa Tertinggi di Indonesia Bak Negeri di Atas Awan