Bukan hanya atlet saja yang prestasinya bisa mendunia, kalangan mahasiswa bahkan pelajar asal Indonesia ada juga yang mampu memiliki prestasi mendunia. Salah satu pelajar Indonesia, tepatnya Yogyakarta, yang baru-baru ini menarik perhatian adalah Cristopher Farrel Millenio Kusuma.
Nggak tanggung-tanggung, pelajar SMAN 8 Yogyakarta tersebut mendapat undangan dari perusahaan raksasa kelas dunia Google. Farrel berhasil menciptakan penelitiannya tentang “Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data”, yang membuat dirinya diundang oleh Google untuk mempresentasikan gagasannya di Mountain View, California, Amerika Serikat. Metode dari penelitian itu menggunakan saraf tiruan untuk mencari pola pada data. Bangganya lagi, Farrel merupakan satu-satunya siswa SMA di Indonesia yang proposal karyanya lolos dan diundang oleh Google.
Sebelumnya, sejak tahun 2016 Farrel telah mengajukan penelitiannya dengan judul yang sama sebanyak 11 kali di berbagai ajang kompetisi di Indonesia. Namun sayangnya, judul penelitian tersebut ditolak. Farrel kemudian iseng-iseng untuk mengajukan judul yang ditolak di Indonesia tersebut ke Google. Ia nggak menyangka dirinya mendapat undangan melalui email dari Google untuk mempresentasikan karyanya.
Menurutnya, menyerah adalah kesalahan terbesar dalam hidup. “Pantang menyerah adalah anugerah terindah dalan hidup,” kata dia seperti dikutip dari Tribunnewscom, Rabu (22/11/2017). Ia pun mengaku mendapatkan pengalaman luar biasa selama di markas Google. Di luar negeri, tuturnya, orang saling bertukar ide dan mereka nggak takut jika ide mereka diambil. “Untuk apa memiliki ilmu yang banyak tapi saat kita mati nggak berguna untuk dunia ini. Lebih baik ilmunya diberikan kepada orang lain,” tuturnya menirukan pesan pada saat diskusi di California.
Sebelum diundang ke Google, Farrel juga memiliki prestasi di dalam negeri. Dia berhasil meraih medali emas pada ajang Lomba Penelitian Belia 2017 pada kategori Computer Science. Lomba Penelitian Belia 2017 ini diselenggarakan pada 16-18 November kemarin di Kampus Indonesia International Institute for Science Life, Jakarta.
Dalam ajang tersebut, penelitian yang diangkat oleh Farrel adalah “Reversed Genetic Algorithm for Extreme Lossless Data Compression” atau mengenai algoritma genetika yang bekerja terbalik untuk mengompress data tanpa kehilangan data asli.
Ide penelitian ini berawal dari rasa penasarannya ketika dirinya ingin mengunduh software yang filenya besar, namun kuota internet pada saat itu tidak mencukupi. “Jadi gimana caranya bisa download file besar dengan kuota terbatas,” kata dia. Penelitian Farrel ini berupaya untuk mengecilkan ukuran file pada text dan gambar yang ukurannya besar, namun tidak mengubah rasio file asli tersebut.
Semangat pantang menyerah dari Farrel ini patut kita tiru. Meskipun ditolak berkali-kali di Indonesia, dia tetap berusaha hingga akhirnya berhasil diundang Google. Sukses terus untuk Farrel. (tom)