Mantap, Film Indonesia ‘The Seen and Unseen’ Raih Penghargaan Film Terbaik di Jerman

The Seen and Unseen (YouTube)

Untuk kesekian kalinya film Indonesia sukses berjaya di panggung internasional. “Sekala Niskala” (The Seen and Unseen), sebuah film karya sutradara Kamila Andini, baru saja meraih penghargaan bergengsi dalam festival film kelas atas di Jerman, Berlinale 2018. Sekala Niskala berhasil memenangkan Grand Prize karegori Generation Kplus International Jury yang mengokohkannya sebagai Film Terbaik dalam festival Berlinale. Ini adalah pertama kalinya film panjang asal Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi di Berlinale.

Penghargaan dari Berlinale melengkapi sederet prestasi yang sudah diterima “Sekala Niskala” dari berbagai ajang seperti Toronto International Film Festival, Asia Pasific Screen Awards, Tokyo FILMeX 2017, dan Jogja-Netpac Asian Film Festival. Berlinale sendiri merupakan sebuah festival film kelas dunia yang sudah berlangsung sejak 1951, menjadi salah satu yang prestisius dan paling berpengaruh di dunia. Sejak 2015, film-film asal Indonesia absen dari gelaran ini, namun tahun 2018, “Sekala Niskala” kembali dan mengangkat nama Indonesia di panggung Berlinale.

Kamila Andini, sutradara film Sekala Niskala (The Jakarta Post)

Meraih penghargaan di kategori tersebut, film “Sekala Niskala” bersaing dengan beberapa film lain dari berbagai belahan dunia seperti Prancis, Nepal, dan Italia. Dalam penilaian juri, “Sekala Niskala” meraih Grand Prix atas kekuatan sinematik, puitik serta cakupan akan resiko, autentisitas dan mistis yang disajikan dengan ritmis film yang benar-benar memukau penonton.

“Sekala Niskala” sendiri adalah film berlatar Bali yang menceritakan tentang dua saudara kembar ‘buncing’ (kembar berbeda jenis kelamin) yang menghadapi kehilangan. Dalam budaya masyarakat Bali, kembar buncing menjadi simbol akan keseimbangan. Ketika salah satu dari kembar tersebut menderita sakit serius dan perlahan kehilangan kesadaran, film ini menunjukkan betapa ikatan antara saudara kembar dalam memaknai sebuah proses kehilangan. Dunia imajinatif, mistis dan polos anak-anak disuguhkan dalam film berbahasa Bali ini. Nggak hanya itu, seluruh pemerannya merupakan orang Bali serta lokasi syutingnya pun diadakan di Bali.

Sutradara, produser dan pemain film Sekala Niskala di ajang Berlinale 2018 (The Jakarta Post)

Publik Jerman cukup antusias dengan film “Sekala Niskala”. Pada pemutarannya, Sekala Niskala mendapat respon yang cukup tinggi dan apresiasi luar biasa dari para penggiat sinema dan penonton. Panitia Berlinale sendiri menyatakan bahwa film ini memiliki cara bertutur yang istimewa dan nggak biasa. Nggak mengherankan, film ini berhasil meraih penghargaan bergengsi dalam ajang Berlinale, mengalahkan 13 pesaing dari negara-negara lain.

Peraihan penghargaan ini membuktikan bahwa film Indonesia bisa bersaing dengan film-film dari negara lain, dan nggak kalah secara kualitas. Maju terus film Indonesia! (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.