Stiff Hermanes, sejak usia lima tahun sudah ditinggal pergi kedua orang tuanya akibat perceraian yang tidak bisa terelakan. Sejak itu hidupnya keras dan brutal tanpa harapan hidup yang jelas. Ia memiliki cita-cita, namun cita-citanya adalah segera mengakhiri hidup atau mati ketika remaja.
Tidak ada kasih sayang atau perhatian dari ayah dan ibu membawanya pada kehidupan jalanan. Kehidupan yang bukan positif yakni tawuran, main judi, dan mendengar musik keras.
Dikutip dari jawaban.com (Sabtu, 14/6/2014), Stiff sendiri memiliki idola yakni vokalis band Nirvana yang bernama Kurt Cobain. Ia mempeplajari seperti apa kehidupan Kurt Cobain, baginya Kurt sudah seperti bapak. Bahkan Stiff kepikiran untuk mengakhiri hidup seperti Kurt Cobain.
Pada 2 Juli tahun lalu, merupakan pengalaman yang tak pernah Ia lupakan semasa hidupnya. Ketika Ia mendapat pencerahan ketika pulang beribadah, Stiff merasakan damai. Seketika pulang beribadah, Stiff tidak pernah berpikir bahwa dirinya tidak pernah berubah. Sebelum mendapat pencerahan, Stiff suka berbicara kasar, namun setelah kembali dari tempat beribahad dan kembali kepada teman-temannya, Stiff pun merubah kebiasaannya.
“Saya cuma bisa berkata kepada Tuhan, bahwa saya tidak mau hidup kalau Tuhan tidak mengasihi saya. Saya hanya butuh kasih Tuhan saja karena sejak saya kenal Tuhan, kasih-Nya tidak akan pernah saya lupakan. Kasih yang benar-benar bisa membuat saya berterima kasih kepada Tuhan,” kata Stiff menutup kesaksiannya.
Kisah Stiff ini tentunya sangat menginspirasi, bahwa eseorang bisa berubah menjadi lebih baik dalam hidupnya jika ada keinginan dan niat yang kuat dari dalam diri. Jangan takut untuk berubah, karena Tuhan selalu mengampuni hambaNya yang mau bertobat dengan menghilangkan kebiasaan buruknya menjadi kebiasaan yang baik bagi sesama.(dea)