STORY: Aku Berzina dengan Istri Orang Lain Selama 16 Tahun

Perkenalkan, namaku HS. Di sini aku akan menceritakan sebuah kisah kelam yang aku jalani bersama wanita lain yang notabene istri orang lain.

Separuh hidupku aku habiskan untuk mengkonsumsi narkoba, seks bebas dan kehidupan malam. “Narkoba itu menjadi suatu kebanggaan bagi saya saat itu, saya pikir saya tidak gaul jika ke kafe atau ke diskotik tapi tidak menyentuh itu,” kata Hilmar, seperdi dilansir Jawaban.com, Jumat (20/6/2014)

Setelah mulai mengenal dunia malam, aku pun semakin terjerumus dalam kehidupan seks bebas hingga nantinya aku akan berkenalan dengan cytotec. Tante-tante hingga para pekerja seks komersil pun aku tiduri setiap malam.

Berkali-kali, aku pun harus berurusan dengan polisi karena perkelahian dan narkoba, namun aku tidak pernah menyesal atas kesalahanku. Suatu hari, ayahku dirawat di rumah sakit PELNI dan sempat beberapa kali keluar masuk rumah sakit hingga akhirnya ayahku meninggal dunia. “Pada saat meninggal, saya ada dalam pelukannya. Tapi tetap saya tidak pernah sungguh-sungguh bertobat.” lanjutnya.

Kematian sang ayah justru membuatku semakin tenggelam dalam dunia narkoba. “Saya selalu jatuh dalam dosa perzinahan, terhadap wanita dan terhadap narkotika. Di rumah juga kalau ditanya orang tua, hanya masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Mami saya tidur, saya keluar. Pulangnya ngga tahu kapan.” paparnya

Selama enam belas tahun, aku hidup dalam perzinahan dengan seorang wanita yang sudah bersuami dan memiliki anak. Aku terbuai dengan hubungan gelap bersama wanita itu sampai lupa segalanya. Selain berselingkuh dengan istri orang, aku juga terobsesi untuk meniduri para gadis perawan.

Nampaknya, pengaruh narkoba telah membuatku gelap mata. Adik kandungku pun menjadi sasaran kekerasannya. Bahkan aku pernah berniat ingin membunuh seluruh anggota keluargaku.

Suatu saat aku mengetahui bahwa kekasihku hamil. Aku pun meminta dia untuk menggugurkan kandungannya dengan cytotec. Akhirnya, dengan dibantu oleh seorang dokter kandungan kekasihku pun digugrkan dengan cytotec.

Hingga pada suatu malam di tahun 2005, aku sempat berpikir untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Namun pada saat sedang mempertimbangkannya, aku justru tertangkap dan terjerat oleh hukum.

“Saya harus bagaimana lagi dengan hidup saya? Sekarang saya ditahan. Pada tahun ’85 saya pernah ditahan, dan sekarang setelah 20 tahun harus mengalami lagi. Maksud Tuhan apa dengan mengijinkan hal ini saya alami?” demikian Hilmar berseru pada Tuhan. “Tuhan, tolong saya supaya saya bisa bertobat. Bagaimana supaya saya bisa bertobat dengan benar dan sungguh-sungguh.” ceritaku

Hingga suatu hari aku bertemu dengan Ibu Jane yang menjadi pembimbing rohaniku Saat itu ibu Jane memberi sebuah tantangan. Ibu Jane pun menyadari bahwa orang-orang seperti aku ingin diterima oleh lingkungannya dan masyarakat.

Ibu Jane berkata kepadaku seperti ini, “Begini ya Hilmar, kalau kamu mau sungguh-sungguh bertobat, hidup di dunia yang penuh dengan kenakalan dan pesta-pora pernah kamu jalani. Sekarang apa yang belum pernah kamu alami buat Tuhan? Mau tidak kamu benar-benar mati-matian buat Tuhan? Tuhan mencari bukan orang yang benar, tetapi mencari orang yang mau bertobat.”

Sewaktu itu aku pun mulai berpikir jernih, “Apakah mungkin saya ini masih bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain? Sewaktu orang tua saya kena stroke, saya kasihan dan saya yakin kena strokenya juga pasti karena saya. Kalau saya tetap seperti ini, apakah saya harus jadi penjahat besar atau saya harus bertobat dan benar-benar menjadi anak Tuhan?” pikirku.

Sebuah perubahan besar pun terjadi dalam hidupku. Dulu aku adalah orang yang tidak pernah menghormati maupun mengurus orang tuaku, hingga terpaksa menggunakan cytotec, namun sekarang aku sangat melayani orang tuaku dan sadar pentingnya bangkit dari keterpurukan.

“Saya belajar hidup di dalam kasih itu. Yang penting saya rendah hati. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap akal budimu, segenap kekuatan jiwamu dan kasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Sekarang saya hilangkan semua kebiasaan buruk saya dan saya belajar sungguh-sungguh pada firman Tuhan,” ujarku.

Pertobatan juga membawa perubahan dalam pandangannya terhadap dunia dan dirinya sendiri. Ia belajar untuk menghargai kehidupan, menghormati orang lain, dan menjalani hidup dengan integritas. Meskipun perjalanannya penuh tantangan hingga memilih untuk mengunakan cytotec, ia merasa bahagia dan damai dengan keputusannya untuk bertobat.

Cerita ini menggambarkan bagaimana pertobatan seseorang bisa menjadi awal dari perubahan yang mendalam dalam hidupnya. Dengan kesadaran diri dan tekad untuk berubah salah satunya dengan membuat keputusan yang berat dengan menggunakan cytotec, meskipun akhirnya seseorang dapat menemukan jalan menuju kebahagiaan sejati dan kedamaian batin.

Written by Janah

Simple Girl

Boros di Supermarket? Ini Tips Ampuh Mengatasinya

Ini Dia 5 Film Indonesia Bertema Sepak Bola