Kasih ibu memang sepanjang masa. Namun pada kasus yang terjadi di Tiongkok ini, perlakuan ibu pada anaknya mungkin bisa dibilang cukup kejam, namun sang ibu melakukannya untuk mengamankan orang lain dari tingkah anaknya. Apa yang terjadi pada anak ibu tersebut?
Ma Zimei cukup dikenal di desa tempat tinggalnya, desa Xiliuzhuang, Tiongkok. Wanita ini dikenal karena mengikat dan mengurung anak perempuannya yang masih berusia 12 tahun. Putri Ma Zimei, Qi Yiting, seringkali marah tanpa kendali dan tanpa sebab. Jika sudah marah, dia bisa menyerang orang lain bahkan menggigit.
Awalnya, Qi Yiting adalah anak perempuan yang baik dan tidak menunjukkan tanda aneh. Namun dua tahun yang lalu, saat sedang mencuci di luar rumah, Qi Yiting tiba-tiba berlari ke arah neneknya dan menggigit wanita tua itu. “Saat itu para tetangga berhasil menahan dia, tapi setelah itu ada beberapa insiden lain di mana putri saya mengamuk tidak terkendali,” cerita Ma Zimei seperti dilansir dari Daily Mail, Jumat (25/7/2014).
Kondisi Qi Yiting ini jelas mengkhawatirkan, terutama bagi sang ibu. Sehingga Ma Zimei memutuskan memeriksakan kesehatan putrinya ke beberapa rumah sakit. “Saya sudah membawanya ke beberapa rumah sakit, tetapi mereka tidak bisa menjelaskan penyebab kejadian ini. Sekarang, cara satu-satunya untuk membuat dia aman adalah mengikatnya. Jika tidak, dia akan marah dan menyerang orang lain, bahkan menendang mereka,” lanjut Ma Zimei.
Akibat perilakunya yang di luar kendali tersebut, Qi Yiting kini menjadi terisolasi dan banyak orang yang takut berada di dekatnya. Gadis ini tidak bisa lagi sekolah dan bergaul dengan teman-temannya. Satu fakta yang cukup menyedihkan adalah kepergian ayah Qi Yiting. Setelah tahu putrinya sering mengamuk, pria itu meninggalkan istri dan anak perempuannya begitu saja, sekaligus meninggalkan banyak hutang. Hal ini membuat Ma Zimei sering menangis karena tertekan.
“Saya sendiri tidak bisa mendapatkan pekerjaan, karena saya tidak bisa meninggalkan putri saya sendirian atau dengan neneknya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan karena saya semakin tua, saya tidak bisa terus merawatnya dan putri saya semakin kuat saat mengamuk. Saya tidak punya cara lain, selain mengikatnya,” tutup Ma Zimei. (tom)