Gule Gending merupakan salah satu makanan bercita rasa manis yang hadir di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bisa dikatakan, makanan ini sangat mirip dengan gulali. Ada yang menarik pada jajanan ini. Pasalnya, proses pembuatan Gule Gending disertai dengan alunan musik.
Penjual yang menjajakan Gule Gending harus memukul wadahnya yang terbuat dari kaleng, hingga mengeluarkan irama musik tertentu. Nama Gule Gending berasal dari dua suku kata yakni gule berarti gula, dan gending yang berarti menebuh gendang. Gule Gending hadir dalam berbagai varian warna seperti putih, merah jingga, dan kuning.
Wadah untuk menempatkan Gule Gending memiliki bentuk setengah lingkaran. Wadah ini terbuat dari seng dengan 6 kantong kotak di sisinya, dan 2 lubang box tempat menaruh gule gending yang akan dijual. Penjual yang menjajakan makanan ini harus menggendong wadah sembari memukul kaleng kotak yang berada di depannya sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. Enam kantong kotak di depan wadah, berfungsi sebagai tangga nada seperti do, re, mi dan seterusnya.
Pembuatan wadah ini sendiri memerlukan waktu mulai dari 1 sampai 4 pekan. Gule Gending dibuat dari adonan tepung terigu, gula, dan air yang digoreng dalam minyak panas. Cara membuat Gule Gending tergolong mudah, adonan harus selalu diaduk selama setengah jam. Selanjutnya, ketika adonan matang langsung diangkat dan diletakkan di atas lempengan aluminium.
Lalu, adonan gule gending ditarik-tarik kemudian ditaburkan tepung, hingga menjadi berserabut. Untuk lebih tampak menarik adonan dicampur pewarna roti. Salah satu penjual yang menjajakan Gule Gending adalah Nasri. “Saya meneruskan usaha bapak saya, karena beliau sekarang sudah tidak berjualan lagi, saya yang menggantikan,” kata Nasri, seperti dilansir Viva.co.id, Selasa (7/10/2014)
Dalam menjual Gule Gending, Nasri kerap menghadirkan lagu masa kini seperti boyband yang disukai anak muda. “Saya tidak hanya jualan, namun juga memberi hiburan lagu untuk pembeli. Lagu boybandanak muda sekarang juga bisa saya mainkan,” tutup Nasri. (nha)