Kedua kakinya tidak bisa digunakan untuk berjalan. Ia pun hanya bisa merangkak untuk bepergian termasuk untuk mengikuti perkuliahan. Tapi semangat pemuda yang bernama Yu Chongle ini akan kembali menggugah kita untuk lebih banyak bersyukur. Bahkan pemuda asal Shiong, kota Hezhou ini punya pesan terindah yang sangat penting untuk kita semua.
Dilansir dari shanghaiist.com, Senin (20/10/204), Yu yang kini berusia 21 tahun tak bisa berjalan karena ia menderita atrofi setelah menderita demam di usia empat bulan. Atrofi sendiri merupakanĀ penyusutan atau pengecilan ukuran suatu sel, jaringan, organ, atau bagian tubuh. Inilah yang menyebabkan Yu tak bisa berjalan, ia bahkan hanya mampu menahan tubuhnya untuk berdiri selama 10 menit saja.
Yu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan merangkak. Ia juga menggunakan dua balok kayu untuk menyangga kedua tangannya saat merangkak.
Sebelumnya, sang kakak lah yang membantu Yu untuk pergi ke sekolah. Sayangnya sang kakak drop out dari sekolah dan hal itu membuat dirinya merasa tak nyaman. “Saat itu saya ingin berhenti sekolah, tapi akhirnya saya putuskan untuk tetap lanjut sekolah setelah mendapat dorongan dari orang tua,” jelas Yu.
Saat di bangku sekolah menengah pertama, Yu sudah bisa membantu orang tuanya melakukan banyak pekerjaan seperti mendaki bukit untuk mencari kayu bakar dan rumput. Ia juga mampu merawat adiknya yang sakit dan kedua orang tuanya yang sudah semakin renta. Yu benar-benar tak ingin menyusahkan orang lain, sebisa mungkin ia melakukan segalanya secara mandiri.
Ketika Yu akhirnya diterima kuliah di Fakultas Hukum, sejumlah mahasiswa senior membantu proses pembayaran biaya kuliah dan ada juga yang membantu merapikan tempat tidurnya. Demi kemudahannya juga, pihak universitas mengatur agar sebagian kelasnya berada di lantai bawah dan kamar asramanya pun berada di lantai satu.
“Saya merasakan kehangatan di universitas ini, seolah-olah saya sedang bersama keluarga saya,” ungkap Yu penuh syukur. Di hari keduanya sebagai mahasiswa baru, banyak teman yang menawari bantuan untuk menggendongnya mengikuti kelas yang ada di lantai dua. Tapi Yu dengan segala kerendahan hati menolak bantuan tersebut.
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa keterbatasan yang dimiliki seseorang bukanlah halangan baginya untuk meraih kesuksesan. Sosok Yu ini adalah salah satu contoh inspirasi nyata yang memperlihatkan bahwa keterbatasan yang ia miliki justru jadi keistimewaan untuk dirinya sendiri.
“Menurut saya, jika saya tidak bisa mengubah lingkungan sekitar saya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dan berbaur,” jelas Yu. Pesan itulah yang bisa dijadikan inspirasi untuk kita semua yang masih diberikan kesehatan dan tubuh yang normal. (tom)