Bocah SD biasanya berprestasi dalam hal akademis saja, dan masih belum bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa. Namun berbeda halnya dengan bocah SD yang satu ini.
Lucan Feliciano murid kelas lima Sekolah Dasar (SD) Anugerah Pekerti Surabaya mampu menciptakan robot pengangkut sampah dalam kompetisi robot “Energizer Indo Robo Masters Cup” yang diselenggarakan di Jakarta, Sabtu kemarin.
“Robot ini bertugas mengangkut sampah dari keranjang ke mobil pengangkut,” ujar murid kelas lima itu, seperti dilansir dari Merdeka, Senin (10/11/2014).
Robot yang diciptakannya terinspirasi dari kesulitan petugas kebersihan mengangkut sampah. “Saya terpikir untuk membuat robot itu,” jelas dia.
Murid SD itu mengaku tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat robot tersebut, hanya memakan waktu tiga pekan. “Bahan yang digunakan dari bahan yang tidak terpakai,” cetus dia. Lucan berharap robot itu dapat bermanfaat untuk masyarakat. “Belajar robot dari sekolah, ada ekstrakurikulernya,” katanya.
Kompetisi robot tersebut diikuti oleh 1.000 siswa dari sejumlah sekolah di Tanah Air. Siswa tersebut unjuk gigi dengan menciptakan robot sesuai dengan tema yang diusung serta beradu keahlian. Terdapat 11 kategori permainan yang dipertandingkan dalam kompetisi tersebut. Tema yang diusung pada 2014 yakni “Save the Earth” yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Para peserta dituntut untuk membuat robot yang bermanfaat untuk bumi dan lingkungan.
Kepala Divisi Komersial Energizer Indonesia, Muhammad Imaduddin, mengatakan pihaknya berupaya untuk menyebarkan energi positif kepada masyarakat melalui kegiatan itu. “Kegiatan ini sudah memasuki tahun keenam. Tahun ini kami menggandeng ITLE dalam memberikan pelatihan robotik kepada siswa,” jelas Imaduddin.
Direktur Lembaga Edukasi Robot ITLE, Christin Charlotte, mengatakan pihaknya berkeliling ke sekolah-sekolah untuk menanamkan kecintaan masyarakat pada robot. “Sasaran yang mudah tentu sekolah, karena lebih mudah menanamkan kecintaan akan robot pada anak, dibandingkan orang dewasa,” jelas Christin.
Namun untuk dewasa, Christin mempersilahkannya untuk mendalami robotik. Christin mengatakan lembaganya juga meminjamkan robot ketika pihaknya memberi pelatihan. “Semuanya gratis,” ujar Christin. (tom)