Kamu mungkin tak asing lagi mendengar nama masakan tempe dan tahu bacem bukan? Bahkan, ada beberapa orang Indonesia yang gemar menyantap hidangan tersebut. Hidangan bacem pun dengan mudah ditemukan di warung-warung nasi pinggir jalan, maupun warung tegal (warteg).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “membacem” artinya merendam bahan misalnya tempe atau tahu dengan bumbu dan merebusnya dalam wadah tertutup sampai airnya habis. Proses membuat bacem bisa dikatakan mudah. Kamu cukup menggunakan api kecil dan dimasak slow cooking.
Sebelum dimasak, awalnya semua bahan yang akan diolah menjadi baceman direbus di dalam air bersama ketumbar, bawang merah, bawang putih, garam, lada, jintan, jahe, gula aren dan daun salam.
Terkait hal ini, Odilia Winneke selaku pengamat kuliner mengatakan, bacem merupakan salah satu menu kuliner tradisional Indonesia yang sangat istimewa. Pasalnya, bumbu yang digunakan serta teknik mengolahnya tergolong sangat spesifik.
“Teknik membacem ini berasal dari Jawa tapi hidangan bacem sendiri begitu populer dan digemari banyak orang,” ujar Odilia, seperti dilansir Viva.co.id, Jumat (12/12/2014).
Di Tanah Air, bacem kerap disajikan sebagai pelengkap nasi tumpeng yang melambangkan harapan, kesejahteraan dan kemakmuran.
“Bacem adalah bagian dari susunan unik nasi tumpeng yang dilakukan berdasarkan diversifikasi pangan, kelengkapan, keseimbangan menu, kelezatan dan kesejahteraan spiritual. Itulah sebabnya bacem merupakan hidangan otentik yang patut kita banggakan dan lestarikan,” papar Odilia.
Lebih lanjut Odilia menambahkan, sesungguhnya bacem berasal dari tanah Jawa. Wilayah Jawa identik dengan kuliner bercita rasa manis. Sebab, hidangan khas Jawa didominasi dengan gula.
“Waktu abad ke-18 kan zamannya tanam paksa dan yang harus ditanam itu salah satunya tebu. Jadi gula menjadi bahan yang paling murah untuk diolah,” tutup Odilia.
(nha)