Dua Siswi Indonesia Bikin Kulkas Unik yang Memukau AS

Hutomo Dwi

Siapa bilang kalau Indonesia tidak memiliki prestasi di kancah internasional? Tujuh bulan lalu, tepatnya Mei 2014, prestasi anak Indonesia terdengar di kancah internasional melalui ajang kompetisi Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Dalam kompetisi tersebut, salah satu tim yang terdiri dari dua orang siswi Indonesia asal SMA Negeri 2 Sekayu Sumatera Selatan, Muhtaza Azziya Safiq (Moza) dan Anjani Rahma Putri (Jani), meraih dua penghargaan kategori Engineering, Materials & Bioengineering dan kategori The Development Focus.

Penghargaan tersebut didapat oleh mereka berdua berkat karya mereka yang dinamakan Green Refrigerant Box (kulkas tanpa tenaga listrik dan tanpa freon). Karena tidak menggunakan listrik dan freon, jelas kulkas ini ramah lingkungan dan hemat listrik.

Moza dan Jani mendapatkan ide untuk membuat karyanya ini dari hasil kunjungan ke petani-petani buah dan pasar-pasar di daerah asalnya.

“Potensi buah-buahan di daerah kami cukup besar tetapi para petaninya menjual buah-buahan yang busuk di pasar karena kendala jarak yang jauh, sarana transportasi yang minim dan tidak adanya pasokan listrik. Dari hal itu kita ingin membantu mereka,â? ujar siswi kelas XII SMA Negeri 2 Sekayu Sumsel itu, seperti dikutip dari Dreamcoid, Minggu (5/4/2015).

Jani menambahkan ada juga kesalahan pola pikir masyarakat di daerahnya yang biasa membeli buah-buahan busuk di pasar.

“Apabila mereka tidak membeli buah-buahan yang tidak busuk, mereka menyangka buah-buahan tersebut belum matang. Padahal buah yang busuk itu belum tentu baik untuk dikonsumsi,” kata Moza.

Hasil karya ilmiah anak Indonesia yang meraih dua penghargaan di ajang bergengsi itu juga diapresiasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan.

“Saya ikut mengapresiasi hal ini dan mudah-mudahan kita dapat mendukung terus melalui program beasiswa, riset, dan lain-lain,” kata Anies saat menyambut kedatangan dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu Sumsel peraih penghargaan Intel ISEF 2014 di kantor Kemendikbud, Jakarta.

Anies mengatakan cara mereka membuat karya ilmiah itu menarik dan bisa menjadi contoh bagi anak-anak Indonesia.

“Filosofi yang dilakukan oleh anak-anak ini sudah benar. Mereka melihat masalah lalu menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah,” katanya.

Semoga saja di masa yang akan datang bakal lebih banyak lagi prestasi yang bisa diraih pemuda Indonesia dalam kancah internasional. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.