Di tengah tepuknya dunia pendidikan, ternyata ada sebuah inovasi yang dilakukan oleh beberapa pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Jember, Jawa Timur. Para siswa SMP ini menciptakan robot tempat sampah sebagai bentuk kepedulian untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
Dilansir dari ciputraentrepeneurship.com, salah satu siswa pencipta robot tempat sampah yang bernama Aviq Nurdiansyah, mengatakan, “Awalnya cuma main-main untuk buat robot bersama teman-teman, namun melihat ada sejumlah sampah yang berserakan akhirnya punya ide untuk buat robot tempat sampah.”
Menurutnya, robot tempat sampah tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah elektronik yang dikumpulkan di rumah dan beberapa bahan plastik yang ada.
“Kami menggunakan tempat sampah sebagai badan robot dan beberapa barang bekas, sehingga tidak memerlukan biaya yang sangat besar,” ujarnya lagi.
Biaya pembuatan robot tersebut berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta yang digunakan untuk membeli sensor gerak untuk menggerakkan robot dalam mencari objek utamanya, yakni sampah.
“Robot tempat sampah itu mampu mendeteksi orang yang akan membuang sampah. Saat ada orang yang membuang sampah, robot itu akan langsung membuka tutup tempat sampah, kemudian secara otomatis akan menutup kembali setelah sampah masuk ke dalam badan robot,” ujarnya menjelaskan.
Dengan menggunakan tenaga baterai kering, lanjut dia, robot tempat sampah tersebut mampu berjalan sendiri selama kurang lebih 60 menit.
“Dengan robot tempah sampah itu, kami berharap kondisi lingkungan di sekolah menjadi lebih bersih dan para siswa tidak membuang sampah sembarangan, melainkan membuang sampah di tempat sampah atau robot sampah itu,” katanya.
Sementara salah seorang guru pendamping siswa dalam membuat sejumlah robot, Eko Susilo, mengatakan tidak hanya robot tempat sampah yang dibuat siswa SMP Negeri 10 Jember.
“Ada beberapa robot yang sudah dibuat di antaranya robot line tracer yang mampu berjalan di atas garis hitam yang menjadi lintasannya dan robot soccer yang mampu bermain bola,” tuturnya.
Menurutnya, pihak sekolah terus mendukung kegiatan positif para siswa dalam membuat robot karena di sekolah ada tambahan kurikulum robotika dengan tujuan siswa kreatif dalam menciptakan robot.
“Kegiatan itu bisa menambah wawasan anak-anak dari segi elektronika dan robot, serta mengasah daya pikir anak untuk menciptakan sesuatu yang kreatif atau menciptakan sebuah karya,” katanya. (jow)