Usia bukan menjadi penghalang untuk bisa menorehkan prestasi. Usia berapapun, siapapun dan dimanapun bisa menorehkan prestasi kebanggaan untuk dirinya, keluarganya, bahkan untuk bangsa dan negaranya.
Seperti yang dilakukan oleh seorang gadis cilik asal Desa Ngentak Baru, Bantul, Yogyakarta yang memiliki nama Nadia Shafiana Rahma ini. Meskipun masih belia dan baru duduk di bangku kelas 6 SD, tetapi Nadia mampu menghasilkan prestasi luar biasa melalui tulisan-tulisannya.
Siswi SD Glagah Sari Yogyakarta ini telah melahirkan puluhan karya dibidang tulis menulis, mulai dari cerita pendek hingga novel anak-anak. Hebatnya lagi, Nadia berhasil terpilih untuk menjadi peserta sekaligus pembicara dalam acara Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 di Jerman.
Pada acara tersebut, Nadia menjadi peserta asal Inonesia yang paling muda. Nadia berkesempatan untuk menceritakan kisah rakyat dari Gunungkidul yang berjudul Asal Mula Nyamuk Mendengung kepada seluruh peserta yang juga penulis dari seluruh belahan dunia.
Nadia belajar untuk menulis sejak berumur 4 tahun. Ketika itu ia hanya sering mengikuti sang kakak ketika sedang belajar, alhasil ia pun bisa menulis.Sejak bisa menulis, Nadia pun bersemangat untuk bisa membuat cerita seperti cerita dongeng yang kerap dibacakan leh orangtuanya.
Nadia memiliki kemauan untuk bisa menciptakan imajinasinya sendiri yang dituangkan ke dalam buku-buku karyanya.
Usia 5 tahun Nadia sudah mampu menyelesaikan cerita pendek pertamanya yang berjudul Piala Pertamaku. Ketika diajukan pada sebuah koran dan akhirnya diberikan kesempatan untuk dipublis, membuat semangat Nadia semakin berkembang.
Kini, ia sudah menghasilkan 10 buku dan 5 buku di antaranya telah terbit, bahkan salah satu buku Nadia yang berjudul Si Hati Putih turut diterbitkan dalam bahasa Inggris.
(anb)