Sejarah Jaket Bomber yang Dikenakan Presiden Joko Widodo

Hutomo Dwi

Jaket bomber saat ini tengah marak dibicarakan di Indonesia karena dikenakan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Sebenarnya tren ini sudah lama ada, namun baru kembali marak setelah dikenakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Jokowi memakainya saat berpidato tentang aksi damai yang berujung ricuh di Jakarta, 4 November lalu. Selain isi pidatonya, netizen pun dengan cepat menangkap jaket bomber yang dipakai sang presiden, yang ternyata memakai salah satu koleksi Zara terbaru.

Jaket bomber atau juga dikenal dengan flight jacket pun punya sejarah panjang di baliknya. Dilansir dari Complex, Selasa (8/11/2016), siluet bulky dari jaket ini awalnya dimiliki oleh para pilot militer di United States Air Force saat Perang Dunia II. Masa itu, kebanyakan kokpit pesawat terbuka sehingga pilot perlu memakai sesuatu yang tebal dan membuat mereka merasa hangat. Material kulit yang berat dan tebal pun dipilih karena dapat menahan angin kencang di atas sana. Desain yang ada juga masih sangat sederhana sekitar tahun 1940-an.

A-2 (Schott)
A-2 (Schott)

Jaket yang awalnya dibuat dari kulit dan fur, dikemas lebih ringan memakai woll atau nilon anti air. Desain jaket bomber yang ada sekarang tak mungkin ada, tanpa pengaruh dari dua jaket terdahulu yaitu A-2 dan B-15. A-2 saat itu memakai bahan kulit, kerah tinggi dan dua flap pocket bagian depan. Desain B-15 cikal bakal jaket bomber yang sekarang ada. Jaket ini kemudian mendapat sedikit modifikasi dan dikenal dengan nama jaket MA-1 yang kemudian dipakai United States Air Force tahun 1949.

B-15 (Complex)
B-15 (Complex)

Desain jaket yang bulky itu diganti dengan bahan polyester yang lebih ringan. MA-1 hadir dengan kantung dan slot pulpen di lengan bagian kiri yang memudahkan pilot saat itu.

MA-1 (The Real McCoy)
MA-1 (The Real McCoy)

Lalu di era mod tahun 1960-an, jaket bomber ala militer mulai dipakai pihak sipil. Di Eropa, jaket bomber jadi tren andalan para skinhead Inggris, yang lalu identik dengan simbol pemberontakan.

Jaket bomber sebagai simbol pemberontakan (Madouttamehead)
Jaket bomber sebagai simbol pemberontakan (Madouttamehead)

Jaket bomber kembali jadi tren besar saat dipakai seorang aktor Amerika, Steve McQueen untuk film klasik “The Hunter” tahun 1980. Bahkan anggota kerajaan seperti Pangeran Phillipe dari Belgia memakainya saat ia dilatih menjadi pilot militer untuk Belgian Air Force tahun 1981.

Jaket bomber dipakai Steve McQueen (Complex)
Jaket bomber dipakai Steve McQueen (Complex)

Popularitasnya berlanjut hingga saat ini. Di 2013, runway mulai menampakkan jaket-jaket bomber. Misalnya Dries Van Noten, Raf Simons, Balenciaga dan Rick Owens, diikuti dengan retailer fast fashion seperti H&M, Zara, Topshop dan lainnya.

Banyak pula musisi dunia menjadikan jaket ini favoritnya. Paling terkenal adalah Kanye West, yang sudah menggunakannya sejak 2013 dan kini membuatnya jadi tren yang ikonik dari dirinya. Kanye bahkan mengeluarkan edisi bomber miliknya sendiri untuk label Yeezy.

Kanye West (Detik)
Kanye West (Detik)

Di Indonesia, jaket bomber mulai kembali jadi perbincangan karena dipakai Presiden Jokowi saat jumpa pers mengenai demo 4 November lalu. Jaket yang ternyata datang dari label Zara seharga Rp 899 ribu itu menjadi perbincangan netizen, dan dalam waktu singkat sudah terjual habis di gerai Zara Jakarta hingga Surabaya.

Apakah kamu termasuk salah satu yang membeli jaket bomber ini? (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.