DNA Manusia Siap Digunakan untuk Menyimpan Data USB

Hutomo Dwi

Jika kita ingin menyimpan data, yang kemudian akan kita pindahkan ke komputer lain, maka kita pasti akan menggunakan USB, atau istilah umumnya flashdisk. Ukuran USB ada yang bermacam-macam, dari 2GB hingga 32GB, bahkan lebih. Selain USB, ada lagi media penyimpanan lainnya yang jauh lebih besar, yaitu Hard-drive, atau disingkat HDD. Kapasitas terbesar untuk sebuah HDD saat ini ada yang mencapai 5TB. Namun, di masa depan, ada kabar kalau USB dan HDD itu akan digantikan posisinya oleh DNA yang kita miliki dalam tubuh kita.

USB (Forbes)
USB (Forbes)

DNA manusia memiliki kapasitas yang sangat luar biasa dalam menyimpan data. Ilmuwan menyelidiki metode penyimpanan data pada DNA untuk menirunya untuk pembuatan HDD. Selain dapat menyimpan banyak sekali data/informasi meski berukuran sangat kecil, DNA manusia juga bisa menyimpan data dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni hingga 2000 tahun.

Penelitian itu dilaporkan oleh tim di rapat tahunan American Chemical Society ke-250 yang berlangsung pada hari Senin tanggal 17 Agustus lalu.

Dikutip dari Hacked, Selasa (25/8/2015), para ilmuwan menjelaskan dalam acara tersebut bahwa satu DNA manusia bisa menyimpan hingga 300.000TB data sekaligus. Ukuran ini jelas jauh lebih besar dibandingkan dengan kapasitas HDD yang sudah ada saat ini.

HDD eksternal (Iconshut)

Berbekal data tersebut, sejumlah insinyur asal Swiss membentuk tim studi untuk menciptakan HDD atau USB yang bisa menyimpan informasi tanpa batas seperti yang mampu dilakukan DNA manusia. Menurut teori, jika data disimpan dalam DNA maka empat nukleotida kimia (A, C, G, dan T) yang ada pada DNA bisa menyimpan hingga 300.000TB data.

Eksperimen pun dilakukan. Data sebesar 83 kb (berisi teks tertulis dari abad ke-10 dan ke-13) dikodekan ke dalam sebuah DNA. DNA kemudian disimpan di dalam bola silika, dan dipanaskan hingga 160 derajat Fahrenheit selama satu minggu penuh. Waktu pemanasan itu setara dengan suhu 50 derajat Celcius yang diterima DNA manusia asli sepanjang 2000 tahun.

Setelah seminggu penuh, tim menemukan bahwa DNA tersebut sama sekali tidak mengalami kerusakan, dengan informasi yang tersimpan masih tetap utuh seperti sedia kala. Dengan demikian, penyimpanan data melalui DNA terbukti aman dan anti rusak, paling tidak selama 2000 tahun.

Bisa jadi kalau nantinya USB atau HDD bakal tergeser dan digantikan oleh DNA yang kita punya. Namun hingga kini masih belum ada kelanjutan dari teknologi ini. Jika benar ada, apakah kamu rela di dalam tubuh kamu diisi data layaknya USB berjalan? (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.