Kuliner Bebek Kian Diminati

Bebek goreng, bebek bakar, bebek penyet, menu dengan bahan utama bebek ini sekarang sudah makin sering dijumpai di berbagai rumah makan. Namun panganan serba bebek tidak lagi seputar dibakar atau digoreng. Makin banyak kuliner berbahan baku bebek dengan menu-menu yang unik sekaligus menggugah selera. Demi menarik pengunjung, para pengelola kuliner bebek menggunakan berbagai nama yang tidak biasa untuk dipampangkan di depan rumah makan mereka. Contohnya saja, bebek bengis; bebek goreng dengan sambal cocol super pedas yang bisa membuat perut mulas, namun jangan tanya gurihnya di lidah.

Bebek telah menjadi primadona baru di berbagai kalangan masyarakat yang gemar berburu kuliner atau sekedar ingin mengisi perut dengan makanan enak. Semakin banyaknya serba serbi kuliner bebek, maka semakin tinggi juga persaingan yang terjadi dalam penjualannya. Namun beberapa pedagang bebek mengaku tidak merasa keberatan dengan mewabahnya rumah makan bebek, dan tetap optimis rumah makannya dikunjungi pelanggan selama mereka menjaga kualitas rasa dan menonjolkan keunikan. Selain di Jakarta, panganan serba bebek pun sudah mewabah di daerah-daerah luar Jakarta, contohnya Bandung.

Sebutlah salah satu rumah makan bebek di Bandung yang bernama Bebek Boromeus. Rumah makan yang terletak di dekat Rumah Sakit Boromeus-Dago ini menawarkan daging bebek yang lembut dan gurih sebagai nilai plusnya. Biasanya daging bebek dikenal dengan dagingnya yang alot dan keras ketika digigit, maka bebek Boromeus bisa mengubah hal tersebut menjadi sebaliknya. Tidak heran jika rumah makan satu ini tidak pernah sepi pembeli dan pengunjung harus betah mengantri sekitar setengah-satu jam sebelum bisa memesan.

Selain Boromeus ada lagi rumah makan bebek yang terkenal juga. Namanya bebek Kaleyo. Nama rumah makan ini terkenal tidak hanya di daerah Rawamangun-Jakarta saja, namun kelezatannya sudah diperbincangkan sampai keluar kota. Sambal yang mantap, lalapan segar, dan daging bebek yang empuk serta lezat rela didapatkan pembeli meski harganya tergolong agak tinggi. Seperti rumah makan kebanyakan, bebek Kaleyo pun memiliki hidangan andalan yang membuat mereka bertahan dan tetap dicintai pengunjung sampai sekarang. Itu adalah sambal cabe hijaunya. Penjual pun mengaku bahwa mereka memang membutuhkan ciri khas untuk bisa bersaing, dan andalan mereka terdapat di kelezatan si hijau ini selain daging bebeknya yang memang enak.

Bebek goreng Boromeus | image from mediakampusimt.wordpress.com
Bebek Kaleyo | image from andinbobby.blogspot.com

Untuk masalah harga, panganan dari bebek memang terkenal agak mahal, apalagi di rumah makan bebek yang sudah terkenal dan dengan interior yang bagus. Walaupun enak tapi harga panganan bebek belum terjangkau semua kalangan seperti halnya pecel lele atau sate ayam. Beberapa penjual yang jeli melihat kesempatan ini sebagai peluang bisnis yang bagus,beberapa diantaranya telah membuka rumah makan bebek dengan harga yang terjangkau. Contohnya warung makan bebek milik Pak Slamet yang dibuka di Bintaro. Kalau biasanya satu porsi bebek bisa dibandrol puluhan ribu, disini satu porsi bebek goreng bisa dipesan dengan harga 15 ribu saja. Jadi, yang makan di rumah makan bebek tidak hanya orang-orang yang sudah bergaji saja, mahasiswa pun bisa mengeluarkan uang sakunya untuk menikmati bebek Pak Slamet. Tapi walaupun murah, bagaimana soal rasa? Jangan khawatir, karena rasanya tidak murahan. Tetap enak dan memuaskan.

Tingginya minat masyarakat terhadap kuliner bebek membuat permintaan bebek di peternakan pun kian tinggi, khususnya bebek peking. Banyak orang-orang yang mulai melirik bisnis peternakan bebek. Karena menurut fakta di pasaran, permintaan masyarakat akan daging bebek tidak pernah surut, malah cenderung meningkat tiap tahun. Hal tersebut menjadi pemicu atas banyaknya peternak-peternak bebek yang memutuskan untuk mulai merintis usaha tersebut. Mereka mengatakan, jika bebek-bebek dirawat dengan baik dan sehat maka jaminannya hanyalah mendapat untung, sama sekali tidak ada rugi.

Terutama bebek peking, dan memang bebek inilah yang banyak dipilih para peternak. Selain karena dagingnya yang lebih besar daripada bebek lokal, bebek peking juga memiliki masa panen yang lebih singkat dibanding bebek lokal. Nah, baik usaha peternakan maupun panganannya, bebek sama-sama menggiurkan, bukan? Bebek memang lahan usaha yang sedang subur, disamping itu kelezatannya tak pernah membuat bosan untuk bisa membuat anda untuk terus mencoba lagi. Beternaknya mudah, rumah makannya pun bisa dijumpai dimana-mana.

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

Perias Jenazah:Sebuah Profesi Tanpa Henti

Kenali Nama Laut Dan Sejarahnya