Pulau Jawa Dulunya Berkoloni dengan Atlantis?

Hutomo Dwi

Pulau Jawa tak dimungkiri jadi pulau utama di Indonesia. Pulau ini sudah sejak lama dijadikan â??pangkalanâ? kolonialisme saat negeri kita belum merdeka.

Beragam etnis pun kumpul di pulau ini. Entah itu dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Papua, hingga tentunya etnis yang memang berasal dari pulau ini, seperti suku Jawa, Sunda, Betawi, hingga Madura.

Tidak dimungkiri pula bahwa Pulau Jawa menyimpan â??kegaibannyaâ? sejak sangat lama, bahkan sejak kita mengenal sejumlah kerajaan dari buku-buku sejarah. Banyak versi tentunya yang menaungi sejarah awal mula Pulau Jawa.

Ilustrasi Pulau Jawa yang dulu jadi satu dengan Sumatera dan Kalimantan (Majapahit 1478)

Salah satu versinya mengatakan bahwa Pulau Jawa sudah jadi sebuah koloni dari bangsa Atlantis pada dua milenium (dua ribu tahun) sebelum Masehi. Pulau Jawa baru terpisah dari Atlantis setelah negeri itu hancur.

Versi itu muncul dari sebuah buku karangan CW Leadbeater bertajuk “The Occult History of Java” yang dicetak pada tahun 2015. Dalam buku Leadbeater tersebut, dikatakan kala Pulau Jawa masih jadi koloninya Atlantis, ilmu-ilmu hitam dan gaib sudah disebarkan ke penduduk lokal.

Buku The Occult History of Java (Thornbooks)
CW Leadbeater (Cwlworld)

Pada zaman itu, mereka diperintah oleh raja yang merangkap Imam Agung dari aliran hitam itu. Di antara raja ini ada seorang yang sungguh fanatik dalam kepercayaan aliran hitam. Sang raja memiliki keyakinan bahwa hanya dengan menjalankan praktik kepercayaan yang mengorbankan darah setiap hari, wilayahnya dapat diselamatkan dari kehancuran. Hal ini didasari keyakinan bahwa, dewa-dewa ganas dan haus darahlah yang memegang kendali atas Pulau Jawa pada saat itu.

Seiring berjalannya zaman, mulai datang petualang-petualang dari negeri India dan menyebarkan agama Hindu. Ekspedisi besar-besaran pun sempat dilancarkan seorang raja, Vaivasvata pada tahun 78 Masehi dengan dipimpin seorang spiritual, Aji Saka.

Kedatangan Aji Saka ini bak perlambang kedatangan kebajikan (dharma) Hindu-Budha ke Pulau Jawa. Setelah mengalahkan raja kejam di Pulau Jawa dan menghilangkan pengaruh gaib sebelumnya, Aji Saka menciptakan ketertiban berkehidupan di Tanah Jawa.

Dia juga sekaligus menerapkan sistem Kalender Saka atau kalender Hindu. Kendati begitu, mistisme, ilmu-ilmu klenik dan hal-hal gaib tak serta merta sirna. Justru mulai banyak berkembang ilmu-ilmu gaib yang sifatnya kebatinan dan kejawen.

Ilustrasi Aji Saka (Story Telling)

Memasuki abad 13, Islam mulai datang ke Tanah Jawa dari Kekaisaran Ottoman dengan utusan ulama bernama Syekh Subakir. Datang ke Tanah Jawa, ulama tersebut membawa batu hitam dari Jazirah Arab yang sudah dirajah.

Batu yang konon bernama Rajah Aji Kalacakra itu ditanam di Puncak Gunung Tidar. Sontak, kekuatan gaib yang selama ini mengusik Pulau Jawa bisa ditangkal karena diyakini kala itu, Gunung Tidar merupakan titik utama atau pakunya Pulau Jawa.

Walau begitu, tetap saja ilmu-ilmu halus macam kebatinan yang berkembang jadi ketabiban, kewaskitaan, kanuragan, hingga pengasihan masih ada. Peredaman pengaruh negatif ilmu-ilmu halus itu konon diteruskan para Wali Songo.

Ilustrasi Fa Hien (Kinige)

Sementara versi lain menyebutkan Pulau Jawa ini baru mulai dikenal dunia luar setelah kedatangan penjelajah Negeri China, Fa Hien pada tahun 412 Masehi. Saat datang ke Tanah Jawa, Fa Hien mencatat bahwa dia sudah melihat banyak puing-puing tembikar, hingga lukisan yang menandakan pulau itu sudah berpenghuni dan berbudaya, kendati catatan Fa Hien tak menampilkan detail lainnya.

Lalu, benarkah Pulau Jawa dulunya berkoloni dengan Atlantis? Tidak ada yang tahu jawaban pastinya, meski sudah banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa Atlantis memang berada di Indonesia. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.