Indonesia tak hanya terkenal akan kekayaan alamnya, tapi juga terkenal akan kekayaan adat istiadat dan kebudayaannya. Tercatat ada puluhan suku yang tinggal di Indonesia dan mereka semua tinggal dengan damai. Meski dunia modernisasi dan teknologi semakin maju, tapi masih ada beberapa daerah yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dari para leluhur seperti rumah adat yang masih kokoh berdiri, pakaian tradisional yang dikenakan, upacara adat yang masih sering digelar, hingga bahasa daerah yang masih kental digunakan. JadiBerita sudah merangkum lima desa wisata adat di Indonesia yang paling popular dan menjadi incaran para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ingin tahu seperti apa desa adat yang kini menjadi desa wisata, mari kita lihat!
1. Desa Penglipuran
Desa Penglipuran merupakan desa wisata adat di Bali yang menyandang sebagai desa terbersih di dunia versi TripadAdvisor tahun 2016. Desa ini memiliki luas area sebesar 112 hektar dengan 200 rumah bergaya tradisional yang terbuat dari bambu dan batu-batuan alam. Bangunan yang ada di sana ditempatkan secara konsisten alias tidak pernah dipindah-pindah atau dipugar selama bertahun-tahun karena peletakan bangunan-bangunannya harus sesuai dengan petuah adat. Masyarakat desa penglipuran menganut falsafah Tri Hita Karana yang mengandung arti kalau kita harus selalu menjaga keharmonisan relasi antar sesama manusia dan juga lingkungan.
2. Desa Wae Rebo
Desa wisata adat kedua adalah Desa Wae Rebo yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Desa ini mendapat penghargaan dari UNESCO Asia-Pasific Award pada tahun 2012 dengan kategori Award of Excellence yang diberikan untuk bangunan konservasi berumur lebih dari puluhan tahun. Desa Wae Rebo terkenal akan rumah adatnya berbentuk kerucut yang bernama Mbaru Niang. Mbaru Niang memiliki tinggi sekitar 15 meter dengan lima lantai yang masing-masing tingkat memiliki fungsi tersendiri. Saat sampai di desa ini, kamu harus menjalani ritual Paรข??u War Luรข??u yang bertujuan untuk meminta izin dan perlindungan pada roh leluhur.
3. Desa Sillanan
Desa Sillanan merupakan desa wisata adat yang terletak di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Saat memasuki desa ini, kamu akan dibuat takjub akan bangunan rumah adatnya yang unik dan sangat tradisional. Rumah adat ini dinamakan rumah adat Tongkonan dengan bentuk atap yang mirip dengan tanduk kerbau. Tongkonan bukanlah rumah pribadi perseorangan, tapi diwariskan secara turun temurun oleh marga suku Toraja. Selain dijadikan sebagai hunian, rumah Tongkonan juga digunakan untuk upacara adat, kegiatan sosial, hingga tempat berkumpul warga. Pada bagian depan rumah Tongkonan, kamu bisa melihat deretan tanduk-tanduk kerbau yang dipasang secara vertikal. Kerbau bagi masyarakat Toraja merupakan simbol sosial. Saat ada warganya yang meninggal, maka jumlah kerbau yang disembelih tergantung pada status sosialnya.
4. Desa Sade
Desa Sade yang dihuni oleh suku Sasak ini berada di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Desa ini memiliki luas sekitar 5,5 hektar dengan 150 rumah adat yang bentuknya sangat unik. Rumah adat desa Sade berbentuk seperti gunungan dengan atap yang terbuat dari jerami, dinding yang terbuat dari anyaman bambu, dan lantai yang terbuat dari campuran tanah liat dan kotoran kerbau. Rumah adat ini bisa terasa sejuk saat siang hari dan terasa hangat saat malam hari. Selain rumah adatnya yang unik, kamu juga bisa melihat atraksi budaya dan permainan musik tradisional seperti Gendang Beleq, Tarian Cupak, Tarian Presean, dan masih banyak lagi.
5. Desa Ratenggaro
Desa Ratenggaro yang berada di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur adalah desa wisata yang masih kental dengan adat istiadat. Desa Ratenggaro memiliki rumah adat yang dinamakan Uma Kelada dengan ciri khas bentuk menara yang menjulang tinggi hingga mencapai 15 meter. Pada bagian atapnya menggunakan bahan dasar jerami dan dinding yang terbuat dari bilah-bilah bambu. Di desa ini kamu bisa menemukan batu-batuan besar yang berada di sekitar rumah adat. Batu-batuan ini merupakan kuburan yang dinamakan kuburan batu Ratenggaro. Masyarakat di sini masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Jadi saat kamu ke desa Ratenggaro, jangan lupa untuk naik kuda keliling desa ini.
Dengan mengunjungi desa-desa adat di atas, kamu jadi bisa berlibur sekaligus belajar tentang keanekaragaman adat istiadat yang dimiliki bangsa Indonesia. (jow)