Dari Pakai Batok Kelapa Hingga Dicampur Telur, Ini 5 Teh Khas Indonesia yang Unik

Selain mengakar di banyak negara, teh juga menjadi salah satu bagian dari tradisi Indonesia. Teh pun akhirnya diadaptasi oleh banyak daerah di Indonesia sebagai tradisi minum teh dengan ciri khas masing-masing. Berikut adalah teh khas Indonesia yang unik, seperti dilansir jadiBerita dari berbagai sumber.

1. Teh poci

Teh poci (Laharpaluh)

Teh poci ini adalah teh khas Jawa. Teh yang disajikan dalam teko kecil dari tanah liat (poci) ini populer di daerah Tegal, Cirebon, Slawi, Pemalang, serta Brebes. Teh poci memiliki aroma harum yang khas dan konsistensi pekat, disajikan bersama gula batu yang biasanya dibiarkan larut begitu saja tanpa diaduk. Ketika pertama kali menyesapnya, rasa pahit akan mendominasi sebelum akhirnya gula batu tersebut larut perlahan-lahan dan memunculkan rasa manis. Ada istilah nasgitel dalam menyajikan dan menyeduh teh poci, yakni panas-legi-kentel, yang merupakan tiga kata yang mewakilkan cita rasa teh poci secara keseluruhan.

2. Nyaneut

Teh nyaneut (Raunraunyuk)

Zaman dahulu kala, masyarakat Sunda meminum teh memakai mangkuk yang terbuat dari batok kelapa. Hal tersebut juga berlaku pada kopi. Kebiasaan ini disebut dengan istilah nyaneut yang diambil dari kata haneut (hangat) yang fungsinya menghangatkan badan. Tradisi Nyaneut merujuk kepada kebiasaan dan tradisi minum teh hangat di pagi hari. Sayangnya, kebiasaan nyaneut ini sudah jarang lagi dilakukan oleh masyarakat Sunda.

3. Teh talua

Teh talua (Kompasiana)

Teh talua adalah teh asal Minang. Teh talua ini dibuat dari campuran teh hitam yang pekat, kuning telur ayam mentah, gula pasir, atau susu kental manis yang dikocok hingga kental. Untuk menghilangkan bau amis telur sekaligus menambah cita rasa, teh talua pun dicampur dengan rempah-rempah serta jeruk nipis. Teh talua ini dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh peminumnya.

4. Nyampur teh

Nyampur teh (Charitsabaehaki)

Nyampur teh menjadi kebiasaan unik minum teh lainnya dari Solo. Tradisi nyampur teh ini memiliki kesamaan dengan tradisi warga Eropa mencampurkan berbagai jenis teh dalam satu kali seduhan. Di Solo, tradisi nyampur teh ini menghasilkan kebiasaan meracik tiga jenis merek teh yang berbeda, yang biasanya merupakan teh melati merek lokal yang beredar di Solo. Tujuan nyampur teh tiga jenis merek berbeda ini adalah untuk mendapatkan racikan teh yang pas dari segi aroma, warna seduhan, hingga kepekatan rasa.

5. Teh beras merah

Teh beras merah (Balebengong)

Teh khas Tarutung dan Balige Sumatera Utara ini disajikan bersama beras merah. Beras merah biasanya akan disangrai terlebih dahulu di atas tungku kayu bakar dan disimpan dalam wadah. Warga Tarutung dan Balige biasanya menyajikan teh beras ini dengan cara menyampurkan beras ke dalam seduhan teh. Hasilnya, seduhan teh ini akan berubah menjadi kemerah-merahan, dengan aroma yang harum dan sangat khas. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

5 Gamer Cantik dan Berskill Tinggi Asal Indonesia

Di 5 Destinasi Wisata Ini Kamu Bisa Rasakan Sensasi Bersepeda di Atas Awan