Yang namanya gitar akustik, umumnya memiliki bodi yang tebal. Meskipun ada yang mengklaim tipis, biasanya gitar itu masih memiliki bodi yang tebal. Namun beda halnya dengan gitar akustik buatan Indonesia, tepatnya di Bandung. Gitar itu adalah Anymo.
Raka Shidiq, warga Kota Bandung, menciptakan gitar akustik yang digadang-gandang sebagai yang tertipis di dunia. Bagaimana tidak, pasalnya gitar itu hanya memiliki ketebalan hanya 8 mm saja, sehingga jika dilihat sekilas kamu hanya mengira gitar ini masih belum jadi.
Meski memiliki bodi tipis, namun suara dari gitar ini tak berbeda dan tak kalah dengan gitar pada umumnya. Raka mengatakan perbedaan utama gitar tipisnya dengan gitar akustik biasa adalah tidaknya ruang resonansi. Sebagai pengganti, ia menerapkan sistem microchamber. Dengan begitu, setipis apapun bunyi yang dihasilkan, selama dapat dimainkan, akan tetap menimbulkan resonansi.
“Sistem microchamber membuat suara yang lebih panjang berkat konstruksi neckthrough, dikombinasikan dengan sistem undersaddle piezo untuk performa suara terbaik tanpa noise. Dengan desain ini, suara yang dihasilkan tidak memiliki resonansi berlebih yang sering menjadi penyebab feedback,” kata Raka seperti dikutip dari Liputan6com, Senin (23/10/2017).
Raka menuturkan awalnya, dia membuat gitar akustik biasa sejak 2001. Namun, dia merasa jenuh dengan bentuk gitar yang begitu-begitu saja. Sejak 2015 lalu, mantan dosen ini pun akhirnya memutuskan untuk berkreasi dengan gitar buatannya. “Saya lihat perkembangan di sekitar, komputer tadinya tebal jadi tipis, handphone juga demikian. Mengamati perkembangan desain minimalis itu, saya pikir gitar juga harus ada,” ujarnya.
Selain jenuh dengan bentuknya, ada alasan lain bagi Raka untuk membuat gitar tipis ini. “Saya membuat ini sebagai inovasi atau revolusi gitar karena banyak musisi yang seolah gengsi menggunakan gitar produksi lokal saat manggung,” ujar Raka.
Kelebihan Anymo, kata Raka, terletak pada minimnya feedback, baik saat digunakan di atas panggung maupun di studio. Meski baru akan diluncurkan awal tahun depan, produk Anymo sudah membuat banyak orang terkesan. Hal itu dirasakan Raka saat mengikuti sejumlah pameran internasional. Dalam ajang Business of Design Week 2016 di Hongkong misalnya, gitar akustiknya memperoleh penghargaan The Most Marketable Product. Begitu pula respons yang didapatnya saat mengikuti South-by-SouthWest (SXSW 2017) Austin USA dan Salone Del Mobile Milano 2017 di Italia.
Setelah melalui berbagai pameran, Raka mengaku jadi lebih sibuk melayani permintaan. Untuk saat ini saja, sebanyak 200 unit gitar tipis sedang disiapkan. “Kalau sekarang kita lagi mengejar 200 gitar. Permintaannya tinggi sekali tapi kita tahan dulu,” ujar Raka yang juga tengah menyiapkan industri semi massal untuk produksi gitarnya.
Dari segi bahan, Raka menjelaskan bahwa kayu untuk gitar buatannya ini 80 persen berasal dari kayu lokal, dan sisanya terpaksa harus impor karena tak tersedia di dalam negeri. “Sebenarnya kayu-kayu lokal itu banyak yang berkualitas tapi karena pola pikir kita bahwa gitar luar negeri itu bagus, jadi, banyak yang memilih gitar luar negeri karena kayunya bagus. Padahal, di sana hanya ada kayu itu saja. Kalau di Indonesia, beragam kayu yang bagus,” katanya.
Raka juga mengaku sejumlah musisi berminat pada gitar buatannya. Di antaranya musisi balada Ferry Curtis dan solois Nissan Fortz. Rencananya, dia akan membuat beberapa seri gitar akustik yang dikhususkan bagi kolektor. Meskipun begitu, gitar standar tetap dibuatkan massal. “Kita juga lagi menyiapkan gitar hasil eksperimen dengan carbon fiber, material yang biasa dipakai untuk mobil F1 dan pesawat. Prototype sudah ada, tinggal sekali penyempurnaan,” ucapnya.
Soal harga, gitar tipis ini dibanderol mulai dari Rp 3,8 juta. Pra-pemesanan bisa dilakukan di laman anymo.id. “Kita sekarang masih pre-order. Dari gelombang pertama, sudah banyak yang pesan,” tuturnya.
Jika kamu penasaran dengan suara gitar ini, bisa tonton video berikut.
Adakah di antara JB’ers yang tertarik untuk membeli gitar ini? (tom)