Dewasa ini, tidak sedikit wanita yang merasa risau karena belum memiliki pasangan. Bahkan, sebagian dari mereka meminta dijodohkan atau ikut acara perjodohan seperti kencan kilat yang kini banyak diselenggarakan.
Ada pula cara lain seperti memanfaatkan internet untuk mencari pasangan atau mendaftarkan diri ke situs perjodohan. Berdasarkan penelitian di Amerika yang dilakukan J.T., Cacioppo dan timnya, 45% pasangan menikah mengaku bertemu pasangan mereka melalui situs kencan online.
Menurut psikolog Pingkan C. B. Rumondor, S. Psi, M. Psi, beberapa situs perjodohan memiliki sistem filter yaitu matchmaking yang dilengkapi dengan daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan tersebut bukan sekadar asal dibuat tapi sudah diteliti sebelumnya sehingga bermanfaat untuk memahami diri sendiri serta calon pasangan yang dicari.
“Dengan adanya seleksi seperti itu maka akan mempermudah proses mereka beradaptasi saat pacaran, menikah, dan menjalani pernikahannya. Mereka akan semakin mudah memecahkan konflik atau mengungkapkan emosi setelah beradaptasi, itu yang membuat pernikahannya menjadi lebih puas,” ujar Pingkan, seperti dikutip Wolipop, Rabu (5/3/2014)
Pingkan mengatakan, biasanya pelaku yang melakukan kencan online lalu menikah sudah mencari banyak informasi mengenai pasangannya. Keduanya akan lebih berusaha menyesuaikan diri satu sama lain sehingga kehidupan pernikahannya kian harmonis.
Namun bukan berarti pasangan menikah yang bertemu secara di dunia nyata tidak bahagia. Penelitian juga mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan pasangan yang menikah setelah bertemu di dunia maya lebih tinggi ketimbang yang di dunia nyata.
“Tanpa mendeskreditkan orang yang suka ke bar ya, dari tempatnya sebenarnya bar tempat main, sedangkan pernikahan serius. Kalau ketemunya di tempat main asumsinya mungkin yang satu masih mau main-main belum serius. Mungkin juga di tempat kerja karena ada kemungkinan konflik di kantor bisa berlanjut ke rumah,” tutup Pingkan. (nha)