Unik, Museum Ini Bisa Perlihatkan Mikroba dalam Tubuh

Hutomo Dwi

Bulan Oktober ini di Amsterdam, Belanda dibuka sebuah museum mikroba pertama di dunia. Museum ini dirancang dengan konsep kebun binatang yang interaktif. Hanya saja kalau kebun binatang menampilkan koleksi binatang, maka Micropia menampilkan koleksi bakteri dan mikroba.

Dilansir dari News24, Minggu (5/10/2014), museum ini terletak di sebelah Artis Ulasan Royal Zoo Amsterdam. Ide pembangunan museum ini sendiri sebenarnya datang dari direktur museum tersebut, Haig Balian. Haig memiliki visi akan sebuah kebun binatang mikro sekitar 12 tahun lalu. Upaya merealisasikan visi Haig itu memakan biaya hingga 10 juta Euro atau USD 13 juta (sekitar Rp 156 miliar).

“Kebun binatang tradisional hanya menunjukkan sebagian kecil dari alam, yaitu hewan-hewan yang lebih besar,” kata Haig. “Kali ini kami ingin menampilkan alam mikro. Kami ingin menunjukkan kepada pengunjung bagaimana segala sesuatu di alam saling berhubungan dan bagaimana fundamental mikroba merupakan bagian dari hubungan itu.”

Secara keseluruhan, sebenarnya museum ini lebih menyerupai laboratorium daripada kebun binatang, karena dilengkapi dengan deretan mikroskop yang terhubung ke layar televisi raksasa. Melalui jendela laboratorium, pengunjung dapat melihat kehidupan nyata di mana berbagai jenis mikroba direproduksi dalam cawan petri dan tabung reaksi.

Salah satu alat peraga paling menarik adalah pemindai mikroba yang akan langsung memberitahu berapa banyak mikroba hidup pada tubuh pengunjung berikut letaknya. Ada layar dengan animasi kamera yang pelan-pelan menunjukkan mata manusia dalam jarak dekat. Melalui animasi tersebut pengunjung bisa melihat berbagai bakteri yang hidup di bola mata dan bulu mata manusia.

Pengunjung bahkan dapat melihat mikroba bereproduksi di bawah mikroskop 3 Dimensi atau melihat model skala raksasa dari virus ebola yang menghebohkan dunia belakangan ini. Ada pula Kiss-o-Meter, sebuah alat yang memberitahu berapa banyak mikroba yang sedang ditransfer saat pasangan sedang berciuman. Intinya, di museum ini pengunjung bisa menyaksikan dunia mikroba dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang interaktif. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.