Don't be Captious

spot_img

STORY: Jual Makanan Pedas, Pria Ini Raup Untung Puluhan Juta

Janah
Janah
Simple Girl

Pria bertubuh gemuk bernaa Willyhono bisa dibilang sukses menjadi seorang pengusaha. Usaha yang ia geluti adalah kuliner. Willy begitulah sapaan akrabnya, dirinya mendirikan tempat usaha kuliner bernama Toserda. Toserda ialah singkatan dari Toko Serba Lada.

Seperti dilansir KisahSukses, Senin (24/11/2014), Willy pun menceritakan usaha miliknya itu adalah kelanjutan dari kegiatan awalnya, yaitu menjajakan produk penganan pedas.

â??Dulu, saya menjual satu produk saja, yaitu bawang pedas. Namanya, Bawang Pedas Balalada buatan teman saya,â? papar dia.

Pasca mempromosikan keripik itu, Willy terpikir untuk mendirikan usaha menjual makanan pedas. â??Kalau saya lihat, respons konsumen bagus. Rata-rata orang Indonesia suka makanan pedas,â? ungkapnya.

Tanpa pikir panjang, Willy langsung mengembangkan usaha itu dan memperbanyak jenis dagangannya. Pertama, Willy mendirikan toko di Jalan Padjajaran No. 4, Bandung. Modal awalnya kala itu sebesar Rp10-15 juta. Untuk nama toko, Willy memilih nama Toserda.

â??Orang-orang tahunya Toserba, toko serba ada. Tapi, saya pilih Toserda, toko serba lada. Kata â??ladaâ?? dalam bahasa Sunda, kan, artinya pedas,â? urainya.

Kemudian, Willy juga memperbanyak jenis dagangannya, mulai dari bawang goreng pedas, keripik, kerupuk, abon, sambal, rendang, bahkan cokelat. Semua produk dagangannya ini memiliki tingkat kepedasan, mulai level satu untuk pedas hingga level enam untuk sangat pedas.

Untuk harga terbilang bervariasi mulai dari Rp5.000 hingga Rp. 59.000. â??Yang Rp. 5.000 itu keripik, beratnya 100 gram dan Rp. 59.000 adalah rendang kering,â? sambungnya.

Lebih lanjut Willy mengaku, dirinya memperolehnya barang dagangannya itu dari para produsen makanan home industri yang ada di daerah Bandung.

â??Tapi, kalau untuk abon, saya juga mendapatkannya dari Cirebon, Medan, Jakarta, dan Surabaya. Untuk cokelat, saya mengambil produk Chocodot dari Garut dan Monggo dari Jawa (Yogyakarta) dan harganya berkisar Rp. 10-15 ribu per kemasan. Saya hanya mengambil marjin keuntungan 20 persen dari dagangan mereka,â? pungkasnya.

Meski begitu, tak semua panganan pedas bisa masuk ke daftar jualannya. â??Saya lihat-lihat dulu dagangannya, mana yang paling laris. Sambal biasanya habis 10 kemasan per minggu, sedangkan basreng (bakso goreng) habis 100-200 bungkus per minggu,â? tandas Willy.

Berkat usahanya ini, Willy berhasil meraup keuntungan fantastis sebesar Rp. 60-70 juta per bulan. Namun, lantaran usaha ini sudah banyak pesaingnya, Willy hanya bisa mendapat untung setengahnya. â??Kalau sekarang omzetnya sebesar Rp. 30 juta per bulan,â? cetus Willy.

Saat ini, Willy dibantu oleh dua orang pegawai yang terdiri dari satu karyawan online, dan satu orang programmer untuk menjalankan bisnis kuliner pedasnya itu.

(nha)

 

Latest article