STORY: Kakak Rela Berikan Ginjalnya untuk Sang Adik

Hutomo Dwi

Dewi Nur Solehah (32) harus bangga memiliki kakak, Neneng Nur Saadah (45). Neneng rela mendonorkan ginjalnya kepada Dewi usai divonis gagal ginjal pada bulan September 2013 lalu. Nur tidak rela Dewi di usianya yang masih muda harus ketergantungan alat cuci darah seumur hidupnya.

Sudah satu tahun Dewi melakukan cuci darah 2 kali dalam seminggu dengan waktu 4 jam. Profesi Dewi yang merupakan dokter pun terganggu lantaran proses cuci darah yang cukup memakan waktu.

Atas dasar kecintaan terhadap sang adik, Neneng akhirnya memutuskan untuk mendonorkan satu ginjalnya dan dilakukan transplantasi pada tanggal 15 November lalu di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Direktur Utama RSHS, Dr. Ayi Djembarsari mengatakan, 60 dokter dan perawat dilibatkan dalam proses transplantasi ginjal. Proses persiapan operasi pencangkokan ginjal yang dijalani Neneng dan Dewi tidak sederhana. Neneng pertama-tama harus membulatkan niat untuk donor ginjal.

“Ibu Neneng dan Dewi menjalani transplantasi ginjal pertama setelah sekian lama tidak dilakukan. Alhamdulillah tim berhasil,” kata Direktur Utama RSHS, Dr. Ayi Djembarsari di RSHS Bandung, seperti dilansir dari Merdeka, Senin (1/12/2014).

RSHS berhasil melakukan operasi dan transplantasi ginjal pada 1977 silam. Setelahnya operasi ini dilakukan terhadap pasangan kakak adik ini. Operasi ini sekaligus menandai kesiapan RSHS dalam menghadapi pasien gagal ginjal yang membutuhkan cangkok ginjal.

Cangkok ginjal di Indonesia masih terkendala dengan minimnya pendonor. Idealnya, donor ginjal dilakukan oleh yang memiliki ikatan keluarga seperti halnya Neneng dan Dewi, karena dengan demikian akan ketahuan sumber ginjal yang didonorkan.

Untuk menjalankan operasi ini, lanjut dia, dibutuhkan uang lebih dari Rp 250 juta belum ditambah dengan obat pasca operasi untuk pemulihan. “Biaya transplantasi lebih dari Rp 250 juta,” ungkapnya. Biaya itu separuhnya ditanggung BPJS.

Neneng dalam upaya mendonorkan ginjal terhadap adiknya sempat ditentang keluarga, terutama anaknya. Dengan kesabaran memberikan pengertian akhirnya, Neneng diberi restu. “Awalnya anak saya ga setuju. Saat ditanya pertama kali dia gak mau jawab. Kemudian anak saya bilang, takut mamah meninggal. Namun dengan kesabaran akhirnya anak saya mengizinkan dan memberi keberanian,” terang Neneng.

Dewi sendiri kini masih menjalani karantina dua minggu pasca operasi karena masih rentan terhadap segala bentuk virus. Pasalnya untuk tidak mendapat penolakan dari ginjal baru, Dewi harus meminum obat dengan fungsi menurunkan sistem kekebalan tubuh. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.