Buat para penggemar nasi goreng di Jakarta, nama Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih tentu sudah tak asing lagi. Tempat makan ini sudah ada lebih dari setengah abad yang lalu, tepatnya sejak tahun 1959. Nasi goreng yang ada di tempat satu ini boleh dibilang legendanya kuliner malam di Jakarta Pusat.
Tempatnya yang sangat sederhana mungkin membuat orang yang pertama kali berkunjung bertanya-tanya, benarkah ini lokasi Nasi Goreng Kambing yang termashyur itu? Tapi memang begitulah adanya, tak ada bangunan megah atau penampakan visual yang menarik dari warungnya. Tampilannya hanya seperti warung kaki lima biasa yang bersahaja dan pengunjungnya pun rela menikmati nasi goreng di tengah udara terbuka atau di dalam mobil.
Begitu mendekat ke warung, aroma wangi bumbu rempah nasi goreng langsung menyergap hidung. Dilansir dari Kabarkulinercom, Kamis (11/12/2014), Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih memang tidak diolah dengan bumbu standar nasi goreng ala Jawa yang biasanya hanya terdiri dari bawang putih, bawang merah, cabai, dan kecap. Banyak yang bilang nasi goreng di sini rasanya mirip nasi kebuli, bahkan ada juga yang menyebut rasanya mendekati kari atau rendang.
Tiap orang bisa saja berbeda dalam mengidentifikasi rasa Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, tergantung pengalaman masing-masing dalam mencecap rasa. Satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah bumbu rempah yang menonjol dalam masakan ini. Sepertinya ada kunyit, kapulaga, jinten, kayu manis, dan cengkeh yang memberi sentuhan warna dan aromatik, serta membantu menghilangkan bau prengus daging kambing. Tak kalah penting adalah penggunaan minyak samin.
Warung Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih selalu ramai, namun pembeli tak perlu menunggu pesanannya terlalu lama. Ini karena nasi goreng kambingnya dimasak dengan cara yang cukup unik. Begitu masuk ke warung, bisa terlihat sebuah wajan besar dengan nasi yang menggunung di dalamnya. Nasi goreng di sini memang dimasak secara massal, tidak satu per satu tiap porsinya. Tiap ada pesanan, pelayan tinggal mengambil dari wajan. Yang ajaib, bumbu nasi gorengnya bisa tercampur dengan rata. Daging kambingnya pun bisa empuk dan tidak berbau prengus. Padahal dengan pola masak massal seperti itu biasanya sulit menjaga konsistensi atau keseimbangan bumbu dalam masakan.
Bila kurang puas, pembeli bisa memesan menu lain seperti sate kambing sebagai pelengkap makan nasi goreng. Sate kambing yang empuk dipadu dengan bumbu kacang dan kecap yang rasanya manis-gurih. (tom)