Ibu adalah sosok orangtua yang sangat berjasa bagi kita semua. Perjuangannya saat melahirkan hingga merawat kita sampai dewasa pun adalah hal yang tak ternilai harganya. Belum lagi, kasih sayangnya yang selalu tercurah untuk putra-putrinya. Untuk itu, sebagai anak kita tak boleh mengabaikan ibu kita. Sebaliknya, kita harus senantiasa menjaga dan mencintai ibu sepenuh hati.
Berbicara tentang ibu, kali ini JadiBerita akan menguraikan kisah nyata perjuangan wanita yang telah menjadi seorang ibu. Tak kenal lelah, wanita ini rela berjuang bagi buah hati tercintanya. Kisah ini dialami oleh seorang wanita sebut saja Ng. Perempuan berumur 30 tahun ini harus menyusui putri kesayangannya dengan puting terbalik. Adapun penyebab kenapa dia menyusui seperti itu lantaran NG memiliki inverted nipple alias puting terbalik.
Saat putrinya lahir, wanita ini merasa sedih bukan kepalang. Bagaimana tidak, anak yang seharusnya bisa meminum ASI dari ibunya ini justru tak bisa menghisap putingnya. Dirinya pun sempat frustasi atas kondisi ini. Dengan berat hati, sang buah hati pun diberikan susu formula.
“Ketika bayiku lahir, aku sedih luar biasa karena ia tidak dapat melakukan inisiasi dini. Bayiku tidak dapat menghisap putingku yang terbalik ini. Aku merasa gagal sebagai seorang ibu. Apalagi, ketika akhirnya susu pertama yang diberikan kepadanya adalah susu formula,” ujarnya, seperti dilansir id.theasianparent.com, Senin (22/12/2014).
Namun, kesedihannya dapat berkurang karena ia mendapat dukungan moral dari suami dan keluarganya. Wanita ini pun tak pernah lelah mencoba untuk menyusui putri kecilnya itu.
“Akhirnya, beberapa hari kemudian bayiku dapat melakukan perlekatan yang cukup baik, walaupun hanya pada satu payudara saja. Sejak saat itu perasaanku menjadi lebih baik,” sambungnya.
Anehnya, kala itu putrinya hanya menyusuai setiap 5 jam sekali. Ia pun merasa aneh dengan kondisi sang anak. Tanpa pikir panjang, wanita ini pun langsung berkonsultasi dengan dokter
“Tidak seperti bayi lainnya yang minta ASI setiap 2 jam, putriku hanya terbangun setiap 5 jam dan menangis minta ASI. Selebihnya ia tertidur pulas. Aku baru merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan hal ini ketika pada hari kelima bayiku demam,” pungkasnya.
Ternyata, memang ada yang janggal terhadap kondisi sang anak. Akhirnya, putrinya pun terpaksa dirawat di rumah sakit. Lagi-lagi, ibu ini pun tetap berjuang memberikan ASi meski anaknya dalam keadaan diinfus. Sampai-sampai dirinya pun terkapar tak berdaya.
“Perasaanku hancur tak berdaya ketika melihat selang infus di tangannya. Namun aku tak gentar untuk tetap memberinya ASI,” tandasnya.
“Setiap tiga jam aku memeras ASI-ku semampu yang kudapatkan. Butuh sekitar 1 jam setiap kali memerah agar mendapatkan jumlah yang cukup. Akhirnya di rumah sakit aku jatuh sakit. Payudaraku bengkak dan badanku demam,” lanjutnya.
Sudah seminggu berada di rumah sakit, wanita ini akhirnya tahu akan pengetahuan tentang ASI dan bayi. Bahkan, ia mendapat obat untuk mengatasi pembengkakan yang terjadi di payudaranya.
“Minggu itu selama di rumah sakit adalah masa penuh pembelajaran berharga untukku. Mulai dari pengetahuan tentang dehidrasi pada bayi akibat kurangnya ASI, serta cara tradisional mengatasi bengkak payudara. Aku tidak pernah tahu sebelumnya, bahwa payudara bengkak dapat diobati dengan menaruh daun kol pada bra,” imbuhnya.
Hingga saat ini, ibu ini masih tetap memberikan anaknya ASI dengan bantun pompa elektrik. “Namun aku sangat bangga dengan perjuanganku untuk memberikan yang tebaik untuk bayiku. Hingga kini, putriku berusia 11 bulan dan aku masih memberinya ASIP. Teman penolongku adalah sebuah pompa elektrik yang setia menemaniku hingga kini,” tutupnya.
(nha)