Nasib orang siapa yang tahu. Itulah ungkapan yang sering kita dengar di kehidupan sehari-hari. Nasib memang tak ada seorang pun yang tahu. Namun, sebagai manusia, kita hanya bisa melakukan yang terbaik. Hal ini juga dilakukan oleh gadis bernama Shelley-Marie Summer.
Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Shelley menjadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya. Pasalnya, kala itu Shelley menderita penyakit eksim. Ini adalah penyakit dimana penderitanya terjangkit masalah kulit. Kulit si penderita akan timbul bercak merah.
Ketika Shelley lahir dengan bercak merah yang terasa nyeri di sekujur tubuhnya, para dokter mengatakan bahwa dia menderita eksim yang parah. Pada saat dia berusia empat tahun, Shelley harus menutup hampir seluruh tubuhnya, mulai dari kepala sampai kaki sewaktu tidur untuk mencegahnya menggaruk eksimnya.
Lantaran dihina terus menerus, Shelley pun menjadi tak percaya diri. Ia sering murung dan minder saat bertatapan wajah dengan orang lain. Ketika teman-teman mencaci maki Shelley, sang kekasih bernama Dean tak henti-hentinya mensuport Shelley. Dean meyakinkan bahwa Shelley adalah wanita yang cantik.
Hingga suatu hari, ada kontes kecantikan yang digelar di kotanya. Dengan tekad kuat, Shelley pun berniat mengikuti lomba itu. Berkat dukungan sang kekasih, wanita ini pun merasa cukup percaya diri untuk mengikuti kontes kecantikan bertajuk Miss Black Country 2014.
Dan benar saja, Shelley berhasil membuktikan pada semua orang bahwa dengan kondisinya seperti itu, ia bisa memenangkan ajang tersebut.
“Saya selalu memakai kemeja lengan panjang selama musim panas. Saya bahkan harus selalu pergi ke UKS untuk mengoleskan krim eksim saya, sebelum pergi ke kelas,” kata Shelley Marie, seperti dilansir Mirror, Senin (29/12/2014).
Penderitaan Shelley pun akhirnya terbayar manis dengan mahkota Miss Black Country 2014 di atas kepalanya. Menang di ajang kecantikan, Shelley pun sangat bersyukur dan senang bukan kepalang. Ia akhirnya bisa membuktikan kepada orang-orang yang menghinanya dulu kalau ia layak sebagai juara meski menderita penyakit kulit.
“Ke depannya, saya ingin masuk ke sekolah-sekolah dan berbicara tentang apa itu bullying dan harga diri. Saya ingin mendorong para korban bullying untuk berani berbicara dan tidak hanya diam seperti yang saya lakukan,” tutup Shelley.
(nha)