Arieffandy, Potret Muda Pencakar Langit Jakarta

Jakarta sore ini sama seperti hari-hari sebelumnya bagi Arieffandy. Iringan kendaraan tetap sibuk berbaris rapih berjalan lambat dan egois. Gedung-gedung pencakar langit perlahan ditinggalkan oleh penghuninya sore ini. Mereka para penghuni gedung yang telah menyelesaikan tugasnya sebagai karyawan satu persatu berpisah arah dengan tujuannya masing-masing.

Aktivitas membosankan para penghuni kota yang sumpek ini kemudian menciptakan wahana baru untuk anak muda yang satu ini. Mengintai di pucuk gedung-gedung Jakarta, ia selalu melihat mobil-mobil terlihat sangat mini. Berdiri di ujung besi-besi penyangga gedung tinggi, ia sibuk mengabadikan pemandangan indah dari atas langit Jakarta.

Arieffandy, yap! begitu follower menyapa dirinya di Instagram. Anak muda yang sehari-harinya adalah seorang karyawan perusahaan jasa travel ini tengah populer karena aktivitasnya yang tidak biasa. Berbagai foto dengan pemandangan tidak biasa rutin ia share via akun instagram miliknya. Gokil, edan, dan ngeri adalah suasana yang selalu ia bawa dalam setiap foto yang ia unggah. Namun aktivitasnya yang menurut sebagian orang sangat berbahaya ini tetap tidak meninggalkan unsur kreativitas. Caranya memanfaatkan media sosial untuk keluar dari rutinitasnya sehari-hari membuat kami penasaran. Bagaimana ia berkawan dengan rasa takut, menemukan wahana baru di tengah kota Jakarta, dan bertemu passion-nya di atas langit Jakarta menarik untuk diketahui lebih lanjut.

Akhirnya dalam sebuah kesempatan, tim jadiBerita.com berhasil bertemu dengan pria kelahiran Bandung, 1 Mei 1991 ini. Khusus kepada jadiBerita, ia menceritakan banyak hal tentang aktivitas uniknya. Simak wawancara seru dengan Arieffandy berikut ini:

Arieffandy (c) jadiberita.com
@arieffandy (c) jadiberita.com

Bro, gimana sih awalnya bisa sampai nekat banget foto-foto di atas gedung?

Awalnya saya hanya suka dengan pemandangan kota dari ketinggian. Kemudian saya coba foto-foto pemandangan kota Jakarta dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya sering lihat di luar negeri banyak anak-anak muda naik-naik bangunan tinggi untuk sekedar berfoto pemandangan. Kemudian saya lihat di Jakarta belum ada yang melakukan seperti itu.

Sudah berapa lama mulai kegiatan seperti ini?

Baru genap 1 tahun

 

Di mana Pertama kali kamu memulai aktivitas ini, dan bagaimana rasanya?

Pertama kalinya itu sendiri, saya lagi iseng-iseng karena saat itu di dekat kosan ada konstruksi yang sedang dibangun, sekitar 7 atau 8 lantai tingginya. Saya menaikinya sampai puncak. Kemudian sampai di atas, sensasi ketinggiannya begitu terasa. Mulai saat itu saya jadi addict untuk terus melakukan kegiatan seperti ini.

Kemudian bagaimana kelanjutannya setelah melakukan roftoping untuk pertama kalinya?

Saya langsung mencari tahu mengenai kegiatan rooftoping di luar negeri seperti apa, dan saya coba praktikkan di sini. Melakukan rooftopping itu ternyata seram-seram seru.

Arief awalnya iseng kemudian menjadi addict untuk terus melakukan kegiatan seperti ini.
Arief awalnya iseng kemudian menjadi addict untuk terus melakukan kegiatan seperti ini.

Emang di Indonesia sendiri sedikit komunitasnya, kok harus cari info jauh-jauh keluar negeri?

Bukannya sedikit, tapi malah tidak ada. Seandainya ada pun biasanya itu komunitas fotografer profesional yang sudah banyak link. Setahu saya yang memiliki sentuhan ekstremnya belum ada.

Apa saja persiapan kamu untuk melakukan rooftopping ini?

Menurut saya kegiatan ini sama seperti mendaki gunung, sehingga harus mempersiapkan segala peralatannya. Kemudian yang paling penting adalah niatnya. Kalau sedang tidak niat, rooftopping itu rasanya malas.

Bisa berikan sedikit bocoran step by step dari bawah sampai bisa ke atas gedung?

Untuk hal ini saya harus hati-hati ceritainnya. Karena ini berkaitan dengan pengelola gedung. Namun biasanya saya harus melakukan survei terlebih dahulu untuk melihat kondisi dan situasi gedung. Saya biasanya survei 2 sampai 3 kali baru kemudian beraksi.

Pernah gagal?

Sering. Dari gagal sampai kepergok itu cukup sering.

Kalau kepergok, apa reaksi mereka?

Pastinya mereka kaget dan marah, namun heran. Herannya itu bagaimana caranya saya bisa sampai ke puncak bangunan.

@arieffandy (c) jadiberita.com
@arieffandy (c) jadiberita.com

Pernah tertangkap hingga berbuntut panjang?

Pernah hampir tertangkap. Saya, Arieffandy dipanggil oleh pengelola gedung. Akhirnya saya mau tidak mau mendatanginya. Kemudian saya ikuti saja prosedur dari pihak mereka. Akibatnya saya diblok tidak hanya di gedung itu saja, namun di semua gedung yang berada di bawah perusahaan tersebut. Itu merupakan resiko paling berat yang pernah saya alami sebagai rooftopper.

Sejauh mana peristiwa itu mempengaruhi aktivitas rooftopper kamu berikutnya?

Kebetulan peristiwanya baru-baru ini. Jadi sedikit banyak peristiwa itu mempengaruhi saya. Karena setelah peristiwa itu saya memutuskan untuk break sejenak.

Pernah terlintas akibat dari aktivitas ekstrem ini, misalnya jatuh?

Jika dilihat oleh orang awam memang terlihat seram. Tapi kalau sudah melakukannya sendiri dan terbiasa, menurut saya tidak seseram yang mereka lihat. Mirip-mirip dengan bungee jumping. Ada kekhawatiran kalau talinya sampai putus, namun ada kesenangan tersendiri saat melakukannya.

Masih memiliki rasa takut, adalah bukti arief juga sama seperti kita.
Masih memiliki rasa takut, adalah bukti arief juga sama seperti kita.

Masih punya rasa takut bro?

Terkait apa yang saya lakukan ini, justru yang paling saya takuti adalah orang berseragam alias s******i.

Ada hal lain yang kamu takuti?

Saya paling takut dengan hal-hal yang berbau supranatural. Lucunya saya sering naik gedung malam-malam dan sendirian. Alhamdulillah belum ada kejadian mistik yang saya alami. Pernah saya mengajak beberapa follower ke Menara Saidah yang dikenal angker. Tujuan saya mengajaknya adalah untuk menemani saya agar saya tidak takut. hehe

Apa obsesi menaklukan gedung yang belum tercapai hingga saat ini?

Hampir semua gedung tinggi yang ada Jakarta sudah saya naiki, sehingga obsesi saya sudah semakin berkurang sedikit demi sedikit. Jadi saya melakukan rooftopping sekarang ini dengan santai dan tidak kejar target.

Ada rencana rooftopping ke luar negeri?

Saya pernah lihat di Bangkok ada gedung yang ingin saya naiki, dan rencana ke sana juga sudah ada.

Gimana tanggapan keluarga dengan kegiatan rooftopping kamu ini?

Mereka tidak suka saya melakukan ini dan mereka sering melarang saya. Namun karena saya sudah hobi dan sanggup melakukan ini, maka saya terus melanjutkannya. Intinya tahu batasan saja.

Terkenal di Sosial media

Gimana tanggapan follower Instagram kamu selama ini?

Sebagian besar yang menjadi follower saya tanggapan mereka cukup positif.

Bagaimana efek positif sosial media untuk aktivitas kamu?

Dampak positif paling besar yang saya rasakan adalah karya saya ini jadi lebih banyak dikenal. Untuk bisa mendapatkan foto yang saya inginkan ini tidaklah gampang. Dengan adanya Instagram ini orang jadi bisa melihat apa yang sebelumnya belum pernah mereka lihat, meskipun foto yang saya ambil itu berada di lingkungan terdekat mereka.

Seandainya tidak ada Instagram atau media sosial lainnya, apakah kamu tetap melakukan hobi kamu ini?

Sosial media itu hanya sarana untuk berbagi. Jadi apa yang saya bagikan di Instagram itu hanya sebagian dari apa yang saya sukai.

Sosial media itu hanya sarana untuk berbagi. Jadi apa yang saya bagikan di Instagram itu hanya sebagian dari apa yang ia sukai.
Sosial media itu hanya sarana untuk berbagi. Jadi apa yang saya bagikan di Instagram itu hanya sebagian dari apa yang ia sukai.

Selain di Instagram, apakah kamu juga berbagi foto aktivitasmu di tempat lain?

Saya memfokuskan diri cuma di Instagram. Saya ingin apa yang disorot orang lain ini cukup karya saya sendiri, dalam hal ini orang mengenal saya dari fotografi rooftopper di Instagram.

Kabarnya kamu keberatan saat diundang ke salah satu stasiun televisi untuk membahas hobi kamu. Apa alasannya?

Menurut saya sorotan media saat itu terlalu berlebihan. Karena saya melakukan ini hanya untuk kesenangan saya saja. Kalau kegiatan saya ini sampai tersebar di media televisi, maka saya pikir cukup mengganggu. Karena itu saya selama ini hanya menerima wawancara dari media cetak dan media online saja.

Apa pendapat kamu, jika aktivitas kamu kemudian diikuti oleh follower-follower kamu?

Lakukan saja, tapi pikirkan apa dampak yang bisa kamu alami dari kegiatan ini. Karena melakukan ini tidak semudah kelihatannya. Semua butuh usaha. Namun saya pribadi tidak merekomendasikan orang agar melakukan apa yang saya lakukan ini. Apa yang kita lakukan itu tidak semuanya untuk ditiru dan berbahaya.

menggambar, nonton, dan menulis adalah aktivitas favorit Arief lainnya selain roftoping
menggambar, nonton, dan menulis adalah aktivitas favorit Arief lainnya selain roftoping

Ada pesan khusus untuk pembaca jadiBerita?

Pesan saya jika kamu ingin melakukan apa yang benar-benar kamu suka, maka lakukan saja. Tak perlu ragu untuk terus melanjutkannya.

Apa hobi lain Arieffandy selain rooftopping?

Banyak. Saya hobi menggambar, nonton film, dan menulis. Dan yang sudah pasti fotografi.

Terima kasih mas Arief untuk cerita-cerita serunya seputar aktivitasnya yang cukup unik dan masih langka ini, sukses selalu dan tetap mengudara ….

Sama-sama, terima kasih atas kesempatan wawancaranya jadiBerita.com

Demikian akhir perbincangan seru jadiBerita bersama Arief N. Iffandy atau lebih populer dikenal arieffandy. Di penghujung perbincangannya ia tidak lupa menitipkan pesan agar teman-teman pembaca tidak melihat aktivitasnya ini hanya untuk mencari sensasi. Aktivitasnya yang cukup ekstrim dilakukan dengan perhitungan dan perencanaan.

Ia menemukan passion-nya dengan cara yang berbeda. Tentunya teman-teman pembaca memiliki passion-nya masing-masing. Tidak harus mengikuti jejaknya namun bagaimana kamu merasa nyaman dengan apa yang kamu suka menjadi bekal yang penting mengisi hari-harimu untuk tetap semangat.

Jika teman-teman memiliki pertanyaan atapun mengintip lebih jauh aktivitas pria murah senyum ini bisa langsung mengikuti akun instagram miliknya di at arieffandy. (jow)

Written by Alfath

Journalist at Weekend @jdbrta

Dabbawalas, Pengantar Makanan Tapi Buta Huruf

Museum Kolong Tangga, Museum Anak Pertama di Indonesia