Mengenang Merapi dengan Berkunjung ke Museum Sisa Hartaku Yogyakarta

Kamu masih ingat dengan bencana alam erupsi gunung Merapi pada tahun 2010 yang lalu? Dasyatnay erupsi gunung Merapi 2010 tentunya meninggalkan kesan dan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi warga yang tinggal di lereng Merapi. Letusan gunung Merapi pada waktu itu berhasil menyapu sejumlah desa yang ada di sisi selatan lereng Merapi, terutama Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Semua rumah yang ada di sana hancur tersapu oleh awan panas, terutama rumah milik Watinem dan keluarganya.

Pesan dari Museum Sisa Hartaku (twitter.com)
Pesan dari Museum Sisa Hartaku (twitter.com)

Setahun setelah erupsi, Sriyanto yang merupakan anak dari Watinem mengumpulkan sisa-sisa harta peninggalan mereka yang rusak akibat letusan gunung Merapi. Tujuan ia mengumpulkan semua barang-barang tersebut tak lain karena untuk ditunjukkan pada anak cucunya bahwa letusan gunung Merapi pada tahun 2010 sangat dasyat dan memilukan. Rumah yang terkena erupsi tersebut akhirnya dijadikan museum olehnya dan diberi nama Museum Sisa Peninggalan Hartaku.

Museum Sisa Hartaku (intisari-online.com)
Museum Sisa Hartaku (intisari-online.com)

Pada bagian depan museum, kamu akan disambut dengan motor dan sepeda yang hangus akibat terkena awan panas. Masih di area depan, terdapat dua buah kerangka sapi milik Watinem dan anaknya yang juga mati akibat terkena awan panas. Koleksi yang tak kalah menariknya, di museum tersebut ada sebuah jam dinding yang menunjukan angka pukul 12 lebih 5 menit 40 detik pada hari Jumat 5 Nopember 2010, yakni saat erupsi gunung Merapi terjadi. Jam dinding yang ditemukan dalam posisi terbalik dibawah lapisan pasir merapi itu, mengabadikan saat awan panas menghancurkan daerah ini.

Jam peninggalan erupsi Merapi (jogja.tribunnews.com)
Jam peninggalan erupsi Merapi (jogja.tribunnews.com)

Di dalam museum tersebut tersimpan sejumlah koleksi yang cukup lengkap, mulai dari bekas botol yang meleleh, dokumen-dokumen, peralatan rumah tangga, gelas, piring, uang logam yang meleleh, sendok yang juga sudah meleleh, komputer, televisi yang juga meleleh serta pakaian-pakaian yang sudah hangus sebagian. Selain itu, kamu juga bisa menemukan beragam alat musik yang rusak terkena awan panas seperti, gitar, gamelan, dan juga keyboard. Dulunya, rumah Watinem ini juga dijadikan sebagai sanggar seni sehingga terdapat banyak alat musik.

Gamelan dan alat musik sisa erupsi Merapi (yukjalanyuk.wordpress.com)
Gamelan dan alat musik sisa erupsi Merapi (yukjalanyuk.wordpress.com)

Museum mini ini terbagi menjadi beberapa ruangan seperti, ruang tamu, ruang tengah, dan dua buah kamar. Ada salah satu ruangan di mana kamu tidak diperbolehkan untuk memotret isi ruangan, yakni di ruangan yang terdapat batu akik, keris, senjata cakra, serta benda pusaka lainnya peninggalan dari suami Watinem yang sudah meninggal.

Komputer dan televisi yang terkena erupsi merapi (yukjalanyuk.wordpress.com)
Komputer dan televisi yang terkena erupsi merapi (yukjalanyuk.wordpress.com)

Bukan hanya turis dalam negeri yang banyak berkunjung ke museum ini, turis mancanegara pun banyak berdatangan untuk melihat langsung dampak dari erupsi gunung Merapi. Buat JBers yang ingin datang ke sini, museum ini tidak mematok biaya tiket masuk. Kamu cukup memberikan uang seikhlasnya di kotak sumbangan yang ada. Selamat berwisata edukasi JBers! (jow)

Written by Merna Arini

Buka jendela ilmu dengan membaca.

Perhatikan, Efek Bahaya Tidur di Dekat Smartphone Setiap Hari

5 Spot Wisata dengan Banana Boat Paling Seru di Indonesia