Di Ponorogo, wisata Gunung Beruk sedang jadi kekinian. Sedikitnya 7.000 orang setiap bulan mengunjungi tempat wisata Gunung Beruk, Dusun Tanggungrejo, Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo.
Awalnya Gunung Beruk tak memiliki potensi wisata. Sebab kawasan di sana tergolong cukup tandus dan hanya menampilkan hamparan pegunungan di sekitarnya. Namun Berkat peran pemuda karang taruna desa Karang Patihan, sekarang gunung Beruk menjadi ramai diperbincangkan di media sosial.
Mereka membuat rumah pohon kecil di bukit gunung Beruk. Lewat rumah pohon inilah pengunjung menikmati keindahan alam gunung dan bersantai di sana. Karena keindahan alamnya, banyak pengguna media sosial yang penasaran sehingga mereka mencari lokasi gunung Beruk dengan bertanya-tanya kepada masyarakat.
Setiap harinya puluhan orang berada di tempat wisata itu. Pengunjung terlihat berteduh di bawah pohon pinus yang teduh. Selain itu, beberapa orang memanjat rumah pohon yang memiliki ketinggian sekitar empat meter. Rumah pohon asyik sekali untuk berfoto.
Sepintas konsep wisata di Gunung Beruk yang memanfaatkan rumah pohon sebagai tempat melihat keindahan alam begitu mirip dengan pengelolaan Kalibiru di Kulonprogo, Yogyakarta. Maka tak heran banyak traveler yang bilang jika Gunung Beruk adalah Kaliburunya Ponorogo.
Rumah Pohon berkat inisiasi sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut. Mereka membantu mengembangkan kaum muda desa untuk memajukan desanya dengan membangkitkan potensi alam Desa yang indah dengan membuat kawasan wisata. Kebetulan di Desa Karang Patihan terdapat Gunung Beruk yang memiliki pemandangan alam mempesona berupa jajaran pegunungan di depannya.
Rumah pohon kecil sebagai spot melihat alam ini lantas mereka mempromosikannya lewat media sosial. Hasilnya pun menjanjikan, banyak traveler muda yang penasaran dan ingin berkunjung ke sana. Hingga akhirnya meski belum genap satu tahun, kini ada ratusan pengunjung per hari yang datang dari berbagai wilayah dalam kota maupun luar kota.
Pada hari Senin hingga Jumat, jumlah pengunjung mencapai 100 orang per hari. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 500 orang per hari. Kamu hanya perlu merogoh kocek sebagai tiket masuk senilai Rp3.000/orang saja. Dengan tiket tersebut, pengunjung bisa menikmati kesejukan dan keindahan alam yang ada di tempat wisata itu.
Hingga kini pemuda desa Karang Patihan masih akan terus mengembangkan konsep wisata alam yang ada di desanya agar antusiasme traveler bisa dilayani dengan maksimal. Tertarik untuk berkunjung ke sana?