Kisah Cinta Sampai Mati di Kapal Titanic Ternyata Bukan Antara Jack dan Rose

Ardy Messi

“Dengar Rose,kamu akan selamat dari sini. Kamu akan hidup. Dan Kamu akan punya banyak anak. Dan kamu akan melihat mereka tumbuh. Kamu akan mati tua dengan tenang di pembaringan. Bukan disini. Bukan malam ini. Bukan seperti ini. Kamu mengerti?, memenangkan tiket itu adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Tiket itu membawaku padamu. Dan aku bersukur untuk itu Rose. Aku bersukur. Kamu harus memenuhi permintaanku. Kamu harus berjanji padaku kalau kau akan selamat. Bahwa kamu tak akan menyerah. Tak perduli apapun yang terjadi. Tak perduli bila tak ada harapan. Berjanjilah padaku sekarang Rose, dan jangan pernah ingkari janji itu.” – Kata terakhir yang diucapkan Jack kepada Rose sebelum dirinya mati tenggelam.

Titanic adalah film yang sudah tidak asing lagi bagi kamu penggemar film romantis. Film yang diangkat dari kisah nyata tenggelamnya kapal RMS Titanic di Samudera Atlantik pada 15 April 1912 itu hingga kini masih sering diputar menjelang hari Valentine. Film yang disutradarai oleh James Cameron itu menghadirkan banyak adegan romantis dengan kisah cinta mengharukan antara Jack dan Rose.

Seperti yang kita ketahui kalau kisah cinta antara Jack (Leonardo DiCaprio) dan Rose (Kate Winslet) di film itu hanya sebuah karangan sutradara. Namanya juga film, pasti ada bumbu-bumbu yang sengaja diciptakan untuk membuat kamu terbawa suasananya.

Kali ini jadiBerita akan memberikan informasi menarik yang wajib kamu ketahui seputar Kapal yang katanya mustahil untuk tenggelam itu. Bukan kisah cinta antara Jack dan Rose!.

Kisah cinta yang sebenarnya antara Isidor Straus dan istrinya Ida Straus. Mereka adalah pasangan yang benar-benar ikut dalam kapal Titanic saat pelayaran perdana dan terakhirnya ke New York. Pasangan itu selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi hingga maut yang memisahkan mereka. Tenggelam bersama dinginnya Samudera Atlantik.

Seperti sumber yang jadiBerita dapatkan melalui Premier Exhibitions, Isidor pertama kali bertemu dengan kekasihnya ketika ia pindah ke New York pasca perang dunia berakhir. Isidor tergolong cowok yang sederhana. Ia harus hidup sederhana setelah uangnya habis untuk membayar hutang selama tinggal di Georgia. Setelah sekian lama hidup susah, akhirnya keberuntungan itu datang. Keuangan Isidor mulai membaik setelah saudaranya, Nathan bekerja di perusahaan R.H. Macy & Co. Sampai akhir hidupnya, Isidor dan Ida dikenal sebagai pasangan romantis kekayaan melimpah. Meski demikian kerendahan hati keduanya patut dicontoh karena kedermawanan yang sering mereka tunjukkan untuk membantu sesama. Pada tahun yang sama saat Titanic Tenggelam yakni 1912, keduanya melakukan perjalanan ke Jerman dari Amerika. Mereka naik kapal uap Jerman melalui Samudera Atlantik.

Isidor Straus dan istrinya Ida Straus

Pada 10 April 1912, mereka memutuskan untuk kembali ke Amerika dengan menumpang kapal Titanic. Tak ada hal-hal yang menghalangi mereka sebelum pergi. Pada malam itu, 15 April 1912, Titanic menabrak sebuah gunung es. Ada panggilan dari awak kapal kepada para penumpang untuk segera menaiki sekoci. Isidor langsung mengantarkan Ida menuju sekoci nomor 8.

Sementara itu, ia tidak boleh ikut bersama kekasihnya karena hanya wanita saja yang boleh naik sekoci duluan. Ida menolak menaiki sekoci itu tanpa Isidor. Kebersamaan yang selama ini selalu mereka tunjukkan membuat Ida tidak rela meninggalkan pria yang sudah sekian lama bersamanya sendirian. Mungkin inilah yang disebut cinta sampai mati!. Mereka memutuskan untuk tetap bersama di Kapal.

“Kami telah hidup bersama selama bertahun-tahun. Jika kau pergi, aku akan ikut pergi,” begitulah yang dikatakan Ida kepada suaminya.

Beberapa penumpang kelas satu lainnya berusaha meyakinkan Ida untuk naik sekoci, tapi usaha mereka gagal. Ida tetap memilih tetap bersama dengan sang suami. Sebaliknya, Ida malah menyuruh pembantu barunya, Ellen Bird untuk naik sekoci. Ia bahkan memakaikan jaket mantel kepada pembantunya agar tidak kedinginan.

Pasangan sehidup semati itu terakhir kali terlihat duduk berdampingan di dek depan kapal Titanic. Tapi dalam versi film nya, mereka terlihat tidur bersama-sama sebelum air menenggelamkan mereka. Mereka meninggal bersamaan tenggalam di kapal Titanic. Isidor meninggal di usa 67 tahun, sementara Ida meninggal di usia 63 tahun. Jasad Isidor ditemukan oleh kapal kabel Mackay-Bennett, tapi jasad Ida tidak pernah ditemukan sampai sekarang.

Beberapa hari setelah jasad Isidor disemayamkan di Bronx, lebih dari 20 ribu orang berkumpul di Carnegie Hall di New York untuk memberi penghormatan terakhir kepada Isidor dan Ida Straus. Demikian kisah cinta sebenarnya yang terjadi di kapal Titanic antara Isidor dan Ida Straus. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua ya!

Ayo bagikan artikel ini kepada teman-teman kamu dan jadilah bagian dari penyebar konten-konten positif.(jow)

 

Bagikan:

Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.