STORY: Seramnya Melintas di Terowongan Casablanca

Janah

Kejadian ini terjadi saat saya masih menjadi seorang mahasiswa, sekitar tahun 2005. Saat itu di Indonesia tengah booming dengan film-film bergenre horror dan hantu yang mengangkat cerita hantu-hantu lokal. Sebut saja beberapa judul seperti jelangkung, tusuk jelangkung, suster ngesot, hantu jeruk purut hingga hantu terowongan casablanca, semua menjadi langganan di hampir semua film yang diputar dibioskop.

Khusus untuk judul terakhir, yakni hantu terowongan casablanca, saat punya cerita tersendiri. Malam itu sekitar pukul 21.00 WIB (saya tidak ingat pasti tanggal berapa), saya hendak mengantar seorang teman wanita saya, setelah jalan-jalan di Mall Ambasador yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta Selatan.

Mengingat letak rumah teman saya di daerah Rawamangun, saya terpaksa mengambil jalur melintasi terowongan casablanca. Kebetulan saat itu mitos tentang hantu terowongan casablanca, tengah hangat dibicarakan, karena memang saat itu trend hantu dan mistik tengah naik daun. Malam itu saat saya melintas di terowongan casablanca, kondisi tengah hujan rintik-rintik. Berniat untuk pulang sebelum hujan besar, akhirnya saya dengan kecepatan cukup tinggi membawa sepeda motor melewati terowongan casablanca.

Tiba-tiba ditengah terowongan sepeda motor yang saya bawa terasa berat, dan oleng. Saya pun menghentikan sepeda motor tepat ditengah terowongan untuk memeriksa apa yang terjadi, dan menemukan ban belakang motor saya bocor terkena sejenis besi yang dimodifikasi menyerupai paku. Dengan perasaan kesal, saya menuntun sepeda motor untuk mencari tukang tambal ban terdekat. tidak jauh dari ujung terowongan casablanca, tepatnya di depan pintu masuk pemakaman umum, ada satu tukang tambal ban yang membuka prakteknya disana.

Dari kejauhan saya juga melihat ada sekitar 2 sampai 3 motor yang parkir di dekat tukang tambal ban itu. Begitu sampai tukang tambal ban itu, ternyata motor-motor yang saya lihat juga mengalami hal serupa dengan saya yakni bocor ban. Rasa heran muncul dalam pikiran saya, saat melihat ternyata apa yang membuat ban sepeda motor saya dan ban sepeda motor lainnya bocor, disebabkan karena hal yang sama, yakni potongan besi yang dibentuk menyerupai besi, dengan kedua ujungnya dipotong lancip.

Dari beberapa motor yang mendatangi tambal ban itu semuanya harus menganti ban dalam sepeda motornya, karena robek atau sengaja dirobek oleh tukang tambal ban itu. mengingat uang yang terbatas, saya cuma bisa berdoa agar saya tidak harus sampai menganti ban sepeda motor. Namun ternyata doa saya tidak didengar, saya pun harus menganti ban dalam dengan harga yang selangit jika dibanding saya membeli ban dalam di bengkel resmi atau toko onderdil sepeda motor.

Namun karena malam sudah hampir larut dan saya harus segera mengantar pulang teman saya, dengan terpaksa dan diikuti rasa kesal saya akhinya membeli ban dalam dari tukang tambal ban itu. Kecurigaan akan adanya usaha tidak sehat dari tukang tambal ban semakin menjadi-jadi, saat saya tengah menunggu ban diganti, ada seorang pengendara sepeda motor yang mengalami ban bocor karena sebab yang sama dengan saya dan beberapa motor sebelum saya.

Meski malam itu saya pulang, namun dalam hati masih terasa kesal dan berjanji untuk melakukan penyelidikan besok malam. Bukan karena pelit mengeluarkan uang untuk menganti ban dalam, namun penyelidikan yang saya lakukan murni didorong rasa ingin tahu apakah tukang tambal ban itu bekerja dengan jujur. Tepat pukul 20.30 WIB, saya sudah memarkir sepeda motor saya diseberang jalan, berhadapan langsung dengan tukang tambal ban yang saya temui malam sebelumnya.

Hasilnya luar biasa, dalam waktu beberapa jam saja tukang tambal ban itu sudah menganti 8 ban dalam sepeda motor, yang membuat para pemilik sepeda motor pulang dengan raut muka kesal dan tidak ikhlas. Mengingat waktu sudah semakin malam dan sudah cukup lelah memperhatikan praktek tukang tambal ban dari kejauhan, saya pun bertekad untuk melanjutkan dan meningkatkan penyelidikan di malam berikutnya.

Keesokan harinya saya memindahkan lokasi penyelidikan di sekitar depan terowongan casablanca yang tidak jauh dari Mal Ambassador. Sore itu saya menunggu apakah kecurigaan saya, bahwa tukang tambal ban yang saya temui dua malam lalu melakukan praktek menyebar paku terbukti atau tidak. Tetapi hingga malam tiba, tidak terlihat adanya aktivitas penyebaran paku yang dilakukan oleh siapa pun.

Tidak menyerah saya melanjutkan penyidikan di malam berikutnya, dengan waktu menunggu di geser dari sore hari ke malam hari sekitar pukul 19.00 WIB. Malam itu pun penyelidikan tidak membuatkan hasil. Namun saya tidak menyerah untuk membuktikan hal itu, keesokan malam saya kembali menunggu di sekitar depan terowongan casablanca, kali ini hingga dini hari.

Dan apa yang saya curigai malam itu terjawab. Sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari, saya melihat sepeda motor dengan ditumpangi dua orang berhenti di mulut terowongan. Kondisi jalan saat itu tengah sepi, dan orang yang dibonceng kemudian turun dan terlihat menyebar sesuatu yang dibawa dari kantong plastik. Tidak lama setelah kedua orang itu pergi, atas nama curiga saya pun berhenti di depan terowongan casablanca. Dan benar saja, saya menemukan benda yang sama yang membuat ban sepeda motor saya beberapa malam lalu bocor, yakni besi yang diruncingkan menyerupai paku.

Setelah 4 malam melakukan penyelidikan, akhirnya saya berkesimpulan terlepas dari apakah mitos hantu terowongan casablanca benar atau tidak, namun secara pribadi saya sudah menemukan hantu terowongan casablanca yang sebenarnya. Hantu itu bukanlah kuntilanak merah atau hantu pria yang bunuh diri dengan mengunakan spanduk yang saya temukan, namun bagi saya hantu terowongan casablanca yang sesungguhnya adalah tukang tambal ban yang tidak jujur, yang menjalankan praktek merugikan seperti menebar paku dan merobek ban dalam saat tengah menambal ban yang bocor. (nha)

Bagikan:

Janah

Simple Girl