STORY: Broken Home, Wanita Aceh Menjadi PSK

Hutomo Dwi

Menjadi seorang PSK bagi seirang wanita adalah jalan yang harus ditempuh demi bisa memenuhi kebutuhan ekonominya. Dalam sebuah razia yang dilakukan di Tower Coffe Banda Aceh pada pukul 00:30, terjaring beberapa PSK, yang salah satunya berinisial MI. Berikut adalah kisah wanita asal Takengon itu hingga memutuskan menjadi PSK, dilansir dari Merdeka, Kamis (3/7/2014).

Ketika terjaring, MI tampak menangis di pelukan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal. Pecah isak tangis itu karena Illiza mencoba menasihati dan berbicara hati ke hati saat tiba di Kantor polisi syariat Banda Aceh. Menurut pengakuan MI di hadapan Illiza, dia terjun ke dunia wanita malam bukan kehendak dirinya sendiri, akan tetapi ia ingin mencari kesenangan di luar setelah kedua orang tuanya mengusirnya dari rumah.

“Saya rindu orangtua, saya butuh kasih sayang dari orangtua dan itu tidak saya dapatkan, makanya saya berbuat ini,” kata MI di hadapan Illiza.

Mendengar pengakuan dari MI, sang walikota pun ikut terharu. demikian, Iliiza memberikan nasihat pada 11 wanita dan MI perbuatan mereka itu salah dan melanggar syariat Islam. “Saya sempat bicara hati ke hati dan ketika saya mulai mencoba bicara dengan menyentuh hati mereka, mungkin dia punya kesadaran atas perbuatannya,” kata Illiza.

Illiza membenarkan bahwa MI terjun ke dunia hitam ini karena butuh kasih sayang setelah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Meskipun demikian, Illiza menyesalkan sikap egois kedua orang tuanya dengan membiarkan anaknya terjun ke dunia hitam seperti sekarang.

“Semoga tangisan dia itu bisa memperbaiki hubungan dengan Allah, menyesali perbuatannya, dan saya yakin Allah akan memperbaiki hubungan dengan orangtua, meskipun dia pernah bermasalah dengan orangtua,” terangnya.

“Hal ini membutuhkan penanganan yang intensif, baik psikolog, ulama, pemerintah provinsi, harus ada penanganan khusus, dan kita akan mencoba berpikir agar mereka bisa keluar dari pekerjaan wanita malam. Meskipun ada di antara mereka yang non muslim, tapi saya yakin semua agama pasti melarang hal-hal yang buruk,” tutupnya. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.