Siapa sangka tinggal di dekat tebing ternyata bisa untuk berbuat kebaikan bagi orang lain. Hal itulah yang dilakukan Don Ritchie selama 50 tahun. Selama kurun waktu tersebut, Don Ritchie berhasil menyelamatkan nyawa 160 orang yang hendak terjun dari tebing yang disebut The Gap, situs bunuh diri paling terkenal di Australia. Don berhasil menghentikan orang-orang yang ingin terjun dari tebing itu, sehingga dirinya kerap dipanggil Angel of the Gap atau Malaikat The Gap. Pria baik hati ini meninggal beberapa tahun lalu pada usia 85 tahun.
Selama hidupnya, ia mengajak bicara dengan orang yang akan bunuh diri di The Gap dengan lembut dan tersenyum. Banyaknya orang yang bunuh diri di sana membuat Don setiap pagi membuka jendela untuk melihat apakah ada “orang yang berdiri terlalu dekat di bibir tebing”. Jika ia melihatnya maka ia akan menyeberang dari rumahnya untuk menemui orang itu dan mengajaknya bicara, “Apakah ada yang bisa kulakukan untuk membantumu?”. Meski terkesan remeh namun cara itu ampuh.
Don sendiri pernah bertugas di Angkatan Laut Australia selama Perang Dunia II dan menghabiskan waktunya untuk bekerja sebagai salesman asuransi jiwa. Pada tahun 1964, dia pindah ke sebuah rumah di Old South Head Road, tepat di seberang jalan dari ujung selatan Taman The Gap.
“Butuh waktu singkat untuk membuat saya menyadari bahwa banyak orang yang datang ke sini dan melihat pemandangan, dan hal berikutnya yang saya temukan, mereka menghilang!” katanya seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, Kamis (6/11/2014).
“Itulah yang diperlukan untuk menyadarkan seseorang dan Don selalu mengatakan untuk tidak meremehkan kekuatan senyum dan kalimat manis,” ucap putri Don, Sue Ritchie Bereny. Ia mengungkap sang ayah biasanya mengajak orang yang hendak bunuh diri itu ke rumahnya untuk makan atau minum teh setelah diajak bicara.
Pada tahun 2006, Don dianugerahi Medal of the Order of Australia untuk usaha penyelamatan yang dilakukannya. Kemudian pada tahun 2010, dia juga mendapat Local Hero Award for Australia dari National Australia Day Council. Pria baik hati ini menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan berjuang melawan kanker. Dia meninggal pada bulan Mei 2012 dikelilingi oleh istrinya Moya dan putrinya Jan, Donna, dan Sue, serta empat cucunya.
Mengingat angka bunuh diri di Indonesia tidak sedikit, maka mungkin Indonesia juga perlu seseorang seperti Don agar angka bunuh diri bisa berkurang. (tom)