Don't be Captious

Mengenal Senyawa, Band Eksperimental Indonesia yang Telah Mendunia

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Memiliki genre musik yang berbeda dari biasanya, menjadikan Senyawa Band sulit diterima masyarakat Indonesia. Namun berkat keunikan mengeksperimen musik, band asal Yogyakarta ini telah dikenal di luar negeri.

Bagaimana tidak, band yang digawangi oleh duo musisi eksperimen Rully Shabara dan Wukir Surya ini sudah pernah tampil di 30 negara. Mereka juga mendapat apresiasi dari para penggemar seni eksperimen di negara-negara yang mengundangnya.

Senyawa Band sudah pernah tampil di Singapura, Malaysia, Lebanon, Inggris, Rumania, dan Prancis. Bahkan mereka paling sering mereka tampil di Australia, Jerman, dan Jepang. Tak hanya itu, dalam dua tahun ini, mereka sangat sering ke luar negeri. Hampir setiap bulan diundang untuk tampil di sana. Siapa sebenarnya Senyawa Band ini?

Senyawa Band (Electronicbeats)

Senyawa Band terbentuk sejak 2010 di Yogyakarta. Keduanya mengaduk beragam musik dan tradisi budaya ke dalam musik eksperimental ala mereka. Liriknya bukan hanya bahasa Indonesia, tetapi ada Bahasa Jawa dan Sulawesi.

Uniknya, ada suara-suara aneh yang lahir dari hasta karya berbahan bambu dan alat-alat tradisional pedesaan di Indonesia. Rully, sang vokalis, juga mengeksplorasi suara-suara dari mulutnya. Walaupun begitu suara yang dihasilkan mampu menciptakan suasana magis dan membuat merinding yang mendengarkan. Lirih, perih, dan kadang mengejutkan.

Suara Rully dipadu musik yang dibawakan tiga teman lainnya. Ketiganya tampil dengan bunyi-bunyian yang diciptakan dari pukulan dan gesekan alat tradisional.

“Semua alat kami produksi sendiri. Dengan begitu, kami bisa mendapatkan suara yang kami inginkan,” ujar Rully seperti dikutip dari Pontianakpostcoid, Selasa (18/4/2017).

Senyawa Band (Vice)

Rully mengatakan olah vokal itu mengimbangi beragam bunyi dalam komposisi tersebut. Sehingga, katanya, Senyawa bukanlah band konvensional, melainkan kolaborasi musik yang terus menerus dilakukan. “Dan kami tidak mau dibilang bergenre tertentu. Kami musik yang terus meng-explore dan bereksperimen,” ujar pria kelahiran 1982 itu.

Inspirasi yang datang menurut Rully berasal dari mana saja, bisa dari lingkungan, alam, hingga benda-benda di sekeliling. Karena itu, dia dan Wukir sering memanfaatkan bunyi-bunyi alam yang menjadi bagian dari kolaborasi musiknya.

“Dari situ, bisa enggak ya kami memadukan dengan bunyi-bunyi yang kami ciptakan. Suara mulut saya atau suara instrumen Wukir. Jadi begitu semangatnya. Menciptakan bunyi yang kemudian disusun menjadi sebuah komposisi,” jelas Rully.

Berikut ini aksi mereka saat berada di panggung luar negeri.

(tom)

Latest article