Siapa yang tak kenal Ridwan Kamil, sosok anak bangsa yang namanya sangat dikenal berkat deretan prestasinya. Meski menjabat sebagai walikota Bandung yang ke-26, tapi karyanya di bidang arsitektur benar-benar patut diacungi jempol. Ridwan Kamil yang lebih akrab dipanggil Kang Emil ini merupakan lulusan Sarjana Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung dan Master of Urban Design di University of California, Berkeley. Dengan background pendidikannya inilah, ia bisa menelurkan banyak sekali karya. Lima di antaranya sangat unik dan menarik sehingga bisa membuat kamu terkagum-kagum. Ingin tahu ada desain apa saja? Yuk lihat lima desain arsitektur unik Ridwan Kamil yang ada di dalam negeri!
1. Museum Tsunami Aceh
Sesuai dengan namanya, Museum Tsunami Aceh ini dibuat agar ada banyak orang yang masih terus mengingat kejadian Tsunami Aceh yang terjadi di tahun 2004. Hasil desain Ridwan Kamil ini ternyata berhasil menyisihkan 68 peserta yang ikut lomba sayembara desain museum tsunami Aceh pada tahun 2007. Ridwan Kamil mengungkapkan kalau proyek Museum Tsunami Aceh ini merupakan proyek tersulit yang harus dia kerjakan. Menurutnya tak mudah untuk merancang gambar bangunan museum tsunami karena harus mengingat-ingat kembali kejadian tragedi yang maha dasyat ini dengan menonton video tentang tsunami Aceh. Museum Tsunami Aceh yang diresmikan pada tahun 2010 ini bagian dalamnya terdiri dari lorong Tsunami yang agak gelap agar kamu merasakan ketakutan yang di alami masyarakat Aceh saat tsunami sedang terjadi, jembatan harapan, sumur doa, ruang kenangan, hingga visual saat tsunami Aceh sedang terjadi.
2. Masjid Agung Asmaul Husna
Desain karya Kang Emil berikutnya adalah Masjid Agung Asmaul Husna yang ada di Gading Serpong. Dari bagian luar, desain masjid ini memang sangat eye catching dengan bentuk kubusnya yang tak tampak seperti masjid serta warna hijau-kuning yang mendominasi. Tapi ternyata highlight dari design Kang Emil ini adalah pada bagian luar dinding yang mengukirkan 99 Asmaul Husna dengan huruf arab yang membungkus gedung. Secara kasat mata, tulisan tersebut memang tak terlalu terlihat, tapi coba kamu perhatian dengan jeli kotak-kotak hijau dan kuning yang ada, itu semua adalah 99 Asmaul Husna. Oleh karena itu, masjid ini dinamakan sebagai Masjid Amaul Husna. Masjid dengan desain arsitektur modern ini sanggup menampung sekitar 500-700 jamaah
3. Masjid Raya Al-Azhar Summarecon
Selain Masjid Asmaul Husna, Kang Emil juga membuat Masjid Raya Al-Azhar di Summarecon Bekasi yang diresmikan pada tahun 2012. Masjid ini juga dijuluki sebagai masjid tanpa kubah karena memang bangunan ini tak memiliki kubah layaknya masjid pada umumnya. Masjid ini didesain dengan arsitektur modern minimalis. Pada bagian dinding masjid yang berwarna merah bata ini terbentuklah kaligrafi Arab Khufi yang bertuliskan lafal kalimat syahadat. Bangunan masjid ini sangat terbuka sehingga sirkulasi udaranya sangat lancar. Di dekat mimbar, terdapat sebuah kolam yang menambah sejuk suasana di dalam masjid.
4. Masjid Al-Irsyad
Apa kesan yang pertama kali muncul dalam benak kamu saat melihat bangunan masjid Al-Irsyad yang ada di Kompleks Kota Baru Parahyangan, Bandung. Jika dilihat dari kejauhan, bangunan masjid terlihat seperti banguna Kubah di Arab Saudi. Ada embedding teks kaligrafi Arab dengan jenis tulisan Kufi berlafal dua kalimat syahadat yang sangat mencolok pada bagian luarnya dengan susunan batu bata yang dirancang seperti kaligrafi tiga dimensi raksasa. Masjid yang diresmikan tahun 2010 ini memiliki konsep landscape ruang terbuka dengan memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan. Kamu bisa menemukan adanya kotak-kotak kecil berwarna putih yang melingkar di setiap pintu masuk. Kotak melingkar tersebut menurut Kang Emil terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kaâ??bah. Masjid yang bisa menampung jamaah hingga ribuan orang ini ternyata sudah mendapat banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri.
5. Museum Taufik Hidayat
Kamu pasti sudah tahu Taufik Hidayat, seorang pemain bulu tangkis ternama asal Indonesia yang namanya harum hingga di seluruh dunia. Museum Taufik Hidayat ini menempati lahan seluas 6600 meter persegi di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Bangunan ini dibangun tak hanya untuk difungsikan sebagai museum pada umumnya, tapi juga untuk tempat pelatihan para calon-calon atlet bulu tangkis Indonesia. Pada bagian dalamnya terdapat delapan lapangan bulu tangkis yang dilapisi lantai parket, dua lapangan futsal yang diperuntukkan untuk umum, fasilitas gym, serta asrama. Keunikan dari Museum Taufik Hidayat ini ada pada bagian depannya yang membentuk lambang infinity yang menjadi simbol semangat yang tak akan pernah berhenti. (jow)