Setiap hari miliaran orang di seluruh dunia mandi, mencuci pakaian, atau benda lainnya menggunakan sabun. Sabun, dengan berbagai variannya telah menjadi bagian dari hidup manusia. Namun pernahkah kita bertanya siapa yang pertama kali menemukan sabun?
Memang sulit memastikan siapa orang pertama yang menciptakan formula pembentuk sabun. Dilansir jadiBerita dari berbagai sumber, bukti tertulis produksi material mirip sabun sudah muncul sekitar tahun 2800 SM di Babilonia Kuno atau wilayah sekitar Irak saat ini. Sementara sebuah tablet tanah liat Babilonia bertarikh 2200 SM sudah mencatat formula pembuat sabun yaitu air, alkali, dan cassia, sebuah tanaman yang berasal dari Tiongkok.
Bukti lain soal sabun juga tercatat dalam papirus Ebers (1550 SM) menyebut bangsa Mesir Kuno sudah mandi secara teratur dengan menggunakan sabun. Sabun bangsa Mesir Kuno adalah kombinasi minyak nabati dan hewani yang digabung dengan garam alkaline untuk menciptakan substansi mirip sabun. Dokumen-dokumen kuno Mesir juga menyebut sabun digunakan untuk mempersiapkan wol yang akan dipintal.
Pada masa pemerintahan Raja Nabonidus, kaisar terakhir Babilonia (556-539 SM) resep untuk membuat sabun terdiri atas abu, minyak nabati, dan minyak biji-bijian.
Sabun sendiri dalam bahasa Inggris disebut soap yang berasal dari bahasa Latin, sapo. Penggunaan kata sapo ini muncul dalam buku Historia Naturalis (Sejarah Alam) karya Gaius Plinius Secundus (23-79). Dalam buku itu, Plinius membahas tentang pembuatan sabun dri bahan abu dan lemak, tetapi dia hanya menyebut kegunaan “sabun” itu sebagai minyak rambut.
Sementara itu, seorang fisikawan Yunani Arataeus, pada abad pertama masehi menulis bahwa orang-orang Galia menggunakan substansi yang mereka buat seperti bola disebut soap (sabun).
Sebuah legenda meyebut kata “soap” berasal dari nama Gunung Sapo, tempat hewan dikurbankan. Darah hewan itu kemudian bercampur dengan abu dari api untuk membakar kurban itu dan air untuk menghasilkan sabun.
Kisah sabun juga datang dari Tiongkok ketika bangsa itu membuat substansi mirip sabun dari campuran biji tanaman Zao Jia. Bangsa Tiongkok juga membuat sabuh dari campuran pankreas babi dan abu tanaman bernama Zhu Yi Zi. Namun, sabun sesungguhnya yang terbuat dari emak hewan baru muncul di masa Tiongkok modern.
Sedangkan di Timur Tengah, pada abad ke-13 pabrik sabun sudah mulai muncul di beberapa kota seperti Nablus, Fez, Damaksus, dan Aleppo.
Di Eropa, sabun sudah mulai dibuat di Napoli pada akhir abad keenam dan di abad kedelapan produksi sabun semakin marak di Italia dan Spanyol. Pada tahun 800-an, wilayah yang kini dikenal sebagai Spanyol sudah menjadi pembuat sabun terkemuka di dunia. Ilmu membuat sabun ini kemudian berkembang dan merambah kepulauan Inggris pada 1200-an.
Pada paruh kedua abad ke-15, industri sabun semi-profesional muncul di beberapa wilayah Prancis yaitu Provence, Toulon, Hyeres, dan Marseille. Industri sabun di keempat wilayah tersebut memasok kebutuhan sabun untuk seluruh Prancis.
Pada abad ke-16, di Eropa mulai muncul sabun yang lebih baik, karena menggunakan minyak nabati seperti minyak zaitun. Sementara, sabun modern seperti yang kita kenal sekarang baru dibuat di Inggris. Hingga Revolusi Industri, sabun hanya dibuat di pabrik-pabrik kecil dan produksinya masih sangat kasar.
Pada masa pemerintahan Ratu Anne (1665-1714), pemerintah mulai memberlakukan pajak sabun. Karena itulah pada masa ini sabun menjadi barang mewah dan hanya bisa digunakan oleh orang-orang kaya. Hal ini terus berlangsung hingga pertengahan abad ke-18.
Pada 1807 sebuah pabrik di London sudah mampu membuat sabun transparan berkualitas tinggi. Kemudian pada tahun 1850-an sabun berharga murah tetapi berkualitas bagus mulai diproduksi dan dijual.ย Produksi dan penjualan sabun terus meningkat dan pada 1853, akhirnya pajak sabun dicabut.
Pada 1886, William Hesketh Lever dan saudaranya, James membeli sebuah pabrik kecil sabun di Warrington. Di tangan keduanya pabrik tersebut berkembang yang menjadi produsen sabun terbesar di dunia hingga saat ini. Pabrik ini awalnya bernama Lever Brothers yang kini dikenal dengan nama Unilever yang produknya telah dijual di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. (tom)