Garap album baru setiap dua tahun sekali di bulan Ramadan sudah menjadi ritual band asal Yogyakarta ini. Endank Soekamti nyebutnya “bersemedi.” Untuk album ke-8 yang digarap tahun ini, Endank Soekamti memilih Papua sebagai lokasi mencari inspirasi sekaligus rekaman.
Uniknya, Endank Soekamti rekaman di sebuah kapal bernama Kurabesi Explorer. Kapal ini adalah sekolah yang berlayar di sekitar laut di Raja Ampat, Papua Barat.
Salah satu ruangan di dalam kapal itu pun disulap menjadi studio rekaman. Meski terkesan sempit (bahkan sampai rekaman di luar ruangan), Erix cs tetap semangat garap album ke-8 mereka.
Rekaman drum dilakukan di dalam ruang santai yang ada di dalam kapal. “Pas rekaman, panas banget hawanya. AC nggak boleh nyala, genset dan mesin kapal harus dalam keadaan mati. Semua harus silence, biar nggak ada suara yang bocor masuk ke mic drum,” kata Tony sang drummer.
Usai Tony, giliran Erix mulai take bass di dek kapal. “Dulu waktu ngerjain album ke-7 di Gili Sudak Lombok, aku udah pernah ngerasain take bass di atas kapal. Ini kedua kalinya aku melakukan hal yang sama. Hahaha!”
Instrumen terakhir tentu saja adalah gitar. Seperti biasa, Dory Soekamti tak perlu memakan banyak waktu untuk menyelesaikannya. “Bung Erix sudah lebih dulu rekaman di atas kapal, waktu album Soekamti Day. Tapi kalau buat saya ini pengalaman pertama. Dan rasanya fresh sekali, mungkin karena ada pemandangan indah di sekeliling saya.”
Kabar baiknya semua kegiatan yang sudah terjadwal ternyata malah banyak yang cepat selesai. “Alhamdulillah di luar prediksi, produksi lebih cepat dari jadwal, 15 lagu sudah terekam bersih. Penggarapan lirik juga sudah selesai. Kegiatan piknik dan belajar mengajar pun dilancarkan. Perkembangan terakhir kami sudah mulai masuk take vokal,” ujar Erix.
Semoga saja dengan lebih cepatnya pembuatan album terbaru mereka ini bisa diartikan dengan jadwal rilis albumnya bisa segera diumumkan. Kita nantikan saja. (tom)