Menjadi sukses pada usia muda memang menjadi impian setiap orang. Mungkin JBers juga memiliki mimpi yang sama, yaitu menjadi miliarder. Nah, ternyata ada nih, seorang hijaber muda yang sudah sukses merintis bisnisnya, hingga menjadi miliarder. Dia adalah Sally Giovanny. Berikut kisahnya yang mungkin bisa kamu jadikan inspirasi.
Saat semua muda dan mudi sedang berlomba-lomba untuk membuka usaha kuliner, Sally Giovanny memilih untuk membuka usaha batik. Tidak mudah perjalanan karir Sally Giovanny hingga mendapatkan kesuksesan seperti saat ini. Sally diketahui sudah memulai usaha batik sejak umurnya masih 18 tahun. Pada usia tersebut, Sally sudah berjibaku dengan debu pasar dan teriknya matahari untuk berjualan batik khas Cirebon, yaitu batik Trusmi. Sally menjajakan dagangannya di pasar-pasar di Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Masih di usia yang sama, Sally juga memutuskan untuk menikah di usia muda dengan suaminya, Ibnu Riyanto. Di sinilah awal mula perkembangan bisnis batiknya, karena Sally dan sang suami mengembangkan bisnis batik Trusmi-nya dengan modal yang didapat dari uang amplop pernikahannya, senilai Rp 17 juta.
Dari uang tersebut, langkah awal yang dilakukan Sally dan suaminya adalah merombak total rumah mereka menjadi sebuah galeri batik. dengan nama Batik IBR. Namun pada saat itu batik masih belum se-booming sekarang, sehingga usaha mereka belum membuahkan hasil.
Namun, kemudian keberuntungan mulai berpihak pada Sally dan suaminya. Baru dua tahun setelah bisnisnya berjalan, setelah batik asal Indonesia ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia, permintaan batik semakin meninggi dan bisnis Sally dan Ibnu pun semakin maju. Bahkan, Pusat Grosir Batik Trusmi milik Sally dan Ibnu telah meraih rekor MURI sebagai ruang pamer terbesar di tanah air pada tahun 2013 lalu.
Meraih keuntungan yang tak sedikit, Sally dan suami pun tak langsung khilaf untuk membelanjakan hasil keuntungannya untuk barang-barang yang tak perlu, dan memilih untuk menabung demi mengembangkan bisnis batiknya lebih jauh lagi. Terbukti, Sally sudah membuka toko permanen di daerah Trusmi, Cirebon, tempat dari mana Sally berasal.
Tiap hari puluhan bis wisata mampir ke gerai grosir batik Trusmi-nya. Ribuan pengunjung datang hampir tiap hari. Untuk mengelola grosir batiknya yang amat luas, ia kini punya lebih dari 850 karyawan tetap dan 500-an pengrajin batik. Tentu hal ini merupakan sebuah pencapaian yang amat menakjubkan bagi perempuan muda yang baru berusia 26 tahun.
Alasan kenapa batik Trusmi buatan Sally ini bisa laku keras adalah dari segi kualitasnya. Sejak pertama kali memproduksi dan berjualan batik Trusmi, Sally memutuskan untuk memproduksi batik dengan desain yang unik dan berkualitas, meski dengan harga yang sedikit lebih mahal. Sally sendiri mengaku lebih baik dikomplain soal harga dibandingkan komplain soal kualitas produknya.
Dari ribuan pengunjung yang datang ke tokonya inilah, omzet grosir batiknya bisa tembus sekitar Rp 100 juta per hari. Bisa kamu hitung sendiri berapa total omzetnya selama sebulan, levelnya sudah bukan ratusan juta, tapi sudah miliaran.
Kesuksesan Sally ini jelas menimbulkan pertanyaan, apa sih rahasianya agar bisa sukses dan menjadi miliarder? Paling tidak ada 5 trik sukses dari Sally. Yang pertama adalah memulai bisnis sejak usia masih muda. Mumpung masih muda, sebaiknya kamu memulai untuk berbisnis, apapun itu. Dengan dibarengi kegigihan, segala sesuatunya pasti menghasilkan.
Kedua, pandai memasarkan produk. Menurut Sally, yang terpenting adalah pemasaran yang merata, kalau perlu di luar daerah, sehingga banyak orang yang jadi tahu produk buatan kamu.
Ketiga, maksimalkan kualitas produk. Berbeda dengan pengusaha pemula lain yang fokus menawarkan produk dengan harga miring namun mengesampingkan kualitas, Sally justru sebaliknya ia lebih baik dicaci karena harga tinggi namun bisa menjaga kualitas produknya. Jika kualitas bagus, maka orang tak akan ragu untuk kembali membeli produk buatan kamu.
Keempat, adalah mengenai tempat jualannya. Sally jeli melihat keinginan pelanggan dengan menawarkan ruang pamer yang dibuat dengan konsep one stop shopping. Konsep ini memungkinkan pengunjung tidak hanya berbelanja batik, tapi juga bisa berwisata kuliner, membeli kerajinan tangan khas Cirebon, maupun belajar membatik di workshop batik.
Terakhir, adalah sering bersedekah. Bagi Sally, memberi kepada banyak orang tidak akan merugikan diri kamu, melainkan justru mendatangkan banyak manfaat. Jika kamu melakukan sesuatu untuk mempermudah orang lain, bisa jadi kamu juga dipermudah dalam melakukan segala sesuatunya, termasuk bisnis ini.
Nah, itulah kisah dari Sally sukses berjualan batik hingga beromzet miliaran rupiah. Siapa di antara JBers yang mau mengikuti jejak Sally? (tom)