Wajar jika kita ingin mencari suatu referensi tentang Indonesia, seperti sejarah atau naskah kuno, maka kita mencarinya di perpustakaan yang ada di Indonesia. Alasannya tak lain karena sejarah negeri sendiri sudah pasti ada di perpustakaan dalam negeri. Namun, rupanya di Eropa, tepatnya Belanda, juga memiliki perpustakaan yang memuat data tentang Indonesia. Perpustakaan itu bernama Asian Library di Universitas Leiden, Belanda.
Diresmikan oleh Ratu Maxima pada bulan September lalu, perpustakaan ini memuat koleksi literatur negara-negara di Asia, seperti Tiongkok, Jepang, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Meski bertajuk Asian Library, namun perpustakaan ini digadang sebagai perpustakaan terbesar yang memuat koleksi tentang Indonesia.
“Universitas Leiden telah membangun perpustakaan Asia yang paling terkenal dan menjadi pusat studi internasional utama tentang Asia,” kata kepala pustakawan, Kurt de Belder seperti dikutip dari SEAsia, Kamis (26/10/2017).
De Belder mengatakan bahwa perpustakaan ini memiliki ratusan ribu koleksi tentang Indonesia, antara lain buku, dokumen kuno, foto, bahkan rekaman-rekaman musik pop awal Indonesia.
Dua koleksi paling berharga dari Asian Library adalah “La Galigo” dan “Babad Diponogoro”. La Galigo merupakan karya literatur terpanjang di dunia yang menceritakan mitos dari Bugis, Sulawesi Selatan pada abad ke-14. Total ada 12 karya bersambung “La Galigo” yang dimiliki oleh Asian Library.
Sedangkan “Babad Diponegoro” adalah karya autobiografi yang ditulis langsung oleh Pangeran Diponegoro, yang berperang melawan Belanda selama lima tahun. Hingga akhirnya Diponegoro ditangkap Belanda pada 1830.
Kedua karya berharga yang memuat kisah Indonesia tersebut masuk dalam daftar UNESCO’s Memories of the World Heritage. Catatan pengajuan kepada UNESCO dilakukan bersama oleh pihak Indonesia dan Belanda.
Karya berharga lain yang dimiliki oleh Asian Library adalah manuskrip Panji yang berasal dari abad ke-13 di Jawa Tengah. Ada 250 manuskrip Panji yang berada di Asian Library.
Asian Library rencananya juga akan menandatangani perjanjian pertukaran informasi antara Kota Bogor dan Kota Leiden. Sebab Bogor saat ini sedang melakukan pemetaan sejarah mengenai Kerajaan Pajajaran dengan rentang waktu abad 11-16.
Perpustakaan ini juga terbuka lebar bagi para peneliti, penulis, atau sekedar ingin mengetahui asal-usul mengenai nenek moyang di Indonesia. Tersedia empat tempat khusus bagi para peneliti yang membutuhkan waktu penelitian berbulan-bulan. Saat melakukan penelitian, mereka diperbolehkan menggunakan fasilitas yang tersedia di dalam perpustakaan.
Jika JB’ers kebetulan sedang berada di Belanda, dan ingin mengetahui apa pun tentang Indonesia, bisa mengunjungi perpustakaan ini. (tom)