Kamu mungkin nggak sadar, tapi hampir semua layanan digital yang kamu pakai sehari-hari—mulai dari aplikasi keuangan sampai musik—bergantung pada satu hal besar: Amazon Web Services. Nah, beberapa waktu lalu, layanan ini sempat tumbang selama hampir 15 jam, dan dampaknya terasa di seluruh dunia. Dari platform streaming, aplikasi perbankan, sampai alat bantu AI, semuanya sempat kacau.
Dari berita yang aku baca di livemint.com, gangguan besar ini terjadi karena masalah pada sistem Domain Name System (DNS) di wilayah US-East-1, yang jadi salah satu pusat data utama Amazon. Buat kamu yang belum familiar, DNS itu semacam “buku telepon internet” yang menghubungkan alamat web ke server aslinya. Kalau DNS bermasalah, ya… dunia digital bisa langsung macet total.
Dari Mana Semua Masalah Ini Bermula?
Menurut service health dashboard milik Amazon, sumber masalahnya berasal dari kesalahan DNS yang memengaruhi API endpoint DynamoDB—salah satu layanan basis data utama AWS. Para teknisi langsung bergerak cepat dengan beberapa jalur pemulihan paralel buat mempercepat proses perbaikan.
Masalah mulai muncul sekitar pukul 13.30 WIB. Situs pelacak gangguan Downdetector mencatat ribuan laporan dari pengguna di berbagai wilayah. AWS sendiri bilang kalau gangguan ini berdampak ke banyak sistem secara bersamaan, bikin akses jadi lambat dan sering putus-nyambung.
Siapa Saja yang Kena Dampaknya?
Gangguan Amazon Web Services ini efeknya luas banget. Beberapa perusahaan keuangan seperti Coinbase, Robinhood, dan Venmo sempat kesulitan koneksi. Startup AI Perplexity juga mengaku situsnya jadi nggak stabil selama gangguan berlangsung.
Nggak cuma itu, layanan populer seperti Apple Music, Snapchat, Zoom, Salesforce, dan Snowflake juga ikut terganggu. Bahkan jaringan restoran cepat saji seperti McDonald’s dan game besar seperti Fortnite serta Roblox juga kebagian imbas.
Yang menarik, produk milik Amazon sendiri—seperti Alexa dan sistem keamanan rumah Ring—ikut kena. Ini menunjukkan betapa dalamnya peran AWS dalam menopang operasi digital, baik untuk perusahaan luar maupun sistem internal Amazon sendiri.
Berapa Lama Sampai Normal Lagi?
Total, gangguan ini berlangsung sekitar 15 jam. Pemulihan penuh baru dikonfirmasi sekitar pukul 6 sore waktu New York. Dalam pernyataannya, Amazon menyebut semua sistem sudah kembali normal dan tim teknisnya telah menerapkan solusi supaya kejadian serupa nggak terulang.
Corey Quinn, ekonom cloud dari konsultan Duckbill, bilang kalau ini “adalah gangguan AWS paling signifikan sejak Desember 2021.” Ia juga menyoroti bahwa makin terhubungnya sistem digital saat ini membuat gangguan sekecil apa pun jadi terasa besar banget di mata pengguna.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kejadian Ini?
Kejadian ini jadi pengingat penting betapa besarnya ketergantungan dunia pada segelintir penyedia layanan cloud. Saat ini, Amazon Web Services memegang sekitar sepertiga pasar cloud global, diikuti oleh Microsoft Azure dengan 20% dan Google Cloud sekitar 13%.
Meski gangguannya cuma sementara, peristiwa ini menyoroti pentingnya resilience (ketahanan) dan flexibility (keluwesan) dalam dunia digital. Buat pengguna biasa, mungkin cuma sebentar nggak bisa buka aplikasi. Tapi buat bisnis, itu berarti potensi kerugian besar dan reputasi yang bisa tercoreng.
Intinya, mengandalkan satu penyedia cloud saja itu berisiko. Diversifikasi infrastruktur digital bisa jadi langkah terbaik untuk menghindari efek domino saat satu sistem gagal.
Penutup
Gangguan Amazon Web Services ini memang cuma berlangsung 15 jam, tapi dampaknya terasa banget di dunia yang makin bergantung pada teknologi. Kalau satu pilar roboh, semuanya bisa ikut goyah. Jadi, semoga kejadian ini bisa jadi pelajaran, bukan cuma buat Amazon, tapi juga buat semua perusahaan yang hidup dari dunia digital.
Kalau kamu suka bahasan kayak gini, jangan lupa share artikel ini biar makin banyak yang sadar betapa pentingnya memahami infrastruktur di balik teknologi yang kita pakai tiap hari.
