Ada yang bilang, sebuah lagu adalah hasil ungkapan penciptanya yang di ekspresikan dalam bentuk karya. Beberapa pencipta lagu memilih untuk menjadi seniman murni yang menciptakan lagu sesuai dengan keinginannya. Ada pula musisi yang lebih memilih lagu-lagu yang disukai oleh pasar. Namun dari sekian banyak lagu yang diciptakan oleh musisi-musisi dunia, ada pula lagu yang sengaja diciptakan untuk membawa pesan-pesan tertentu.
Sebagian musisi berikut ini adalah salah satunya. Mereka menciptakan lagu bukan hanya bertujuan uang dan ketenaran. Lagu-lagu yang mereka ciptakan adalah salah satu bentuk protes ataupun kampanye untuk tujuan tertentu. Berikut adalah 5 lagu protes paling populer di dunia. Mungkin salah satu lagu-lagu tersebut adalah lagu favorit JBers, yuk kita simak ulasannya.
1. Pete Seeger â?? We Shall Overcome (1963)
Sejarah ini dimulai pada 1963 saat seorang penyanyi folk Amerika bernama Pere Seeger mempopulerkan sebuah tembang lawas, â??We Shall Overcome. Lagu tersebut sebetulnya bukan diciptakan oleh dirinya sendiri, namun sejak saat itu jutaan orang selalu menyanyikannya sebagai lagu wajib Gerakan Hak Asasi Manusia Amerika,
Tidak hanya itu, lagu ini juga menjadi penyemangan perdamaian di Washington selama kurang lebih 46 tahun. Sampai-sampai, Presiden Amerika saat ini, Barrack Obama juga memutar lagu ini pada saat inagurasinya. Lagu â??We Shall Overcomeâ?? sudah mengisi semangat setiap orang di Afrika, Eropa Timur, Irlandia Utara hingga India.
2. Bob Dylan â?? Hurricane (1975)
Pada 1966, sebuah headline koran saat itu menuliskan tentang kisah salah satu petinju terbaik Amerika, Rubin â??Hurricaneâ?? Carter. Diberitakan bahwa Rubin Carter didakwa atas tiga pembunuhan di wilayah New Jersey. Kisah ini kemudian menarik perhatian solois country, Bod Dylan.
Pada 1975, Bob Dylan kemudian menciptakan sebuah lagu berjudul â??Hurricaneâ??, yaitu lagu protes atas kisah petinju tersebut, yang menurut Bob, bukan sekedar masalah pembunuhan tapi rasisme. Lagu tersebut kemudian memicu pengadilan untuk membahas lebih dalam lagi kasus tersebut hingga melakukan tiga kali sidang.
Walaupun akhirnya kalah dan Rubin dijatuhi hukuman, Bob Dylan dan lagunya berhasil menyampaikan pesan keadilan di depan para hakim. Karena inilah pemerintah Amerika khususnya New Jersey mulai memberikan fokus khusus kepada kasus rasisme.
3. The Specials â?? Free Nelson Mandela (1984)
Sepak terjang Nelson Mandela sebagai Presiden Afrika Selatan dan aktivis kemanusiaan khususnya masalah warna kulit memang sudah tak diragukan lagi. Tak terhitung berapa banyak pihak yang mengangkat kisah inspiratif itu menjadi berbagai macam pertunjukan seni. Salah satunya sepeti yang dilakukan oleh grup musik The Specials.
Grup musik ska asal Inggris itu menciptakan lagu protes atas dipenjaranya Nelson Mandela karena kegiatan sosial politiknya yang dianggap mengancam. Lagu berjudul â??(Free) Nelson Mandelaâ?? itu ternyata berdampak luar biasa, ditandai dengan berdirinya kelompok â??Artist Anti Apatheidâ?? di berbagai negara Eropa.
Puncaknya adalah dibebaskannya Nelson Mandela pada 1990 yang disambut dengan gempita oleh seluruh pendukungnya. Sejak saat itu, Nelson dinobatkan dengan berbagai penghargaan dan gelar atas nama kemanusiaan.
4. Rage Against The Machine â?? Killing In The Name (1992)
Di awal kemunculannya, grup band funk rock Rage Again The Machine sudah mengguncang panggung musik dunia dengan lagu â??Killing In The Nameâ?? di album pertama mereka. Lagu tersebut menggambarkan bagaimana para anggota dewan kongres yang hanya selalu menggurui rakyat, padahal mereka sendiri tidak berhasil menjaga kondisi sosial politik.
Kalimat â??Fuck you I wonâ??t do what you tell meâ?? seakan menjadi magnet tersendiri bagi para pemberontak untuk mengatakan perlawanannya. Lagu ini kemudian mempengaruhi kebijakan dalam Konvensi Nasional Demokrat pada 2000 dan menjadi langkah pertama sebelum akhirnya Tom Morello (gitaris) memutuskan untuk bergabung dengan aktivitas pemerintahan.
5. El General â?? Rais leBled (2011)
Dirilis pada 2011, seorang pemuda berusia 22 tahun asal Tunisa berhasil mengubah sejarah kawasan Arab dengan lagu yang diciptakannya. Cerita ini bermula ketika pemuda bernama Hamada BenAmor aka El General yang juga seorang rapper ditangkap kepolisian setempat setelah merilis lagu â??Rais leBledâ??.
Lagu itu menceritakan tentang kebobrokan dan ketidakadilan Presiden Tunisa saat itu, Zine el Abidine Ben Ali. Setelah dipenjara, ternyata lagu protes yang diciptakan El General cukup menghebohkan. Bahkan ada seorang pemuda yang dengan sengaja meng-upload video-video kejelekan sang presiden sesuai dengan apa yang dituliskan di lagu.
Hal itu tentu menyebabkan kepanikan di kubu pemerintahan, dan Presiden Sine el Abidine Ben Ali pun melarikan diri ke Arab Saudi sebelum akhirnya ditangkap kembali. Tidak berselang lama setelah sang presiden dijebloskan ke dalam penjara, El Genera pun dibebaskan dan menggelar konser tunggalnya.(jow)