Membacakan dongeng untuk si buah hati sambil mengiringi mereka pergi tidur memang menyenangkan. Kitapun yang membacakannya pasti ikut terbuai dengan ceritanya. Tapi kalau membacakan dongeng yang itu-itu saja, anak-anak pasti akan merasa bosan.
Dongeng apa saja yang biasanya Anda bacakan? Cinderella? Snow white and seven dwarfs? Atau Princess Aurora? Kok nama-namanya bule semua ya? Apakah putri dongeng hanya ada di luar negeri? Bagaimana kabarnya dengan putri-putri dongeng lokal? Yuk, kita coba mengenalnya, dan memperkenalkannya pada sang buah hati.
Mari kita mulai dengan si putri dari Kalimantan yang bernama Putri Junjung Buih. Adalah Raja Tua dari Kerajaan Amuntai yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Di dalam mimpinya ia disuruh para dewa untuk bertapa di Candi Agung. Dalam perjalanan pulang selesai pertapaan, Raja Tua melihat seorang bayi perempuan terapung-apung di sebuah sungai di atas segumpalan buih. Oleh karena itu, bayi yang sangat elok itu dinamakan Putri Junjung Buih.
Lalu raja memerintahkan pengetua istana, Datuk Pujung, untuk mengambil bayi tersebut. Alangkah terkejutnya mereka karena si bayi ternyata sudah dapat bicara. Sebelum diangkat dari buih-buih, si bayi meminta untuk ditenunkan selembar kain dan sehelai selimut yang harus diselesaikan dalam waktu setengah hari. Ia juga meminta untuk dijemput oleh 40 orang wanita cantik.
Raja Tuapun lalu menyayembarakan permintaan sang bayi. Ia berjanji siapa yang dapat memenuhi permintaan sang bayi, akan ia angkat sebagai pengasuh. Sayembara akhirnya dimenangkan oleh seorang wanita bernama Ratu Kuripan. Selain pandai menenun, iapun memiliki kekuatan gaib. Tidak hanya dapat memenuhi permintaan dalam waktu singkat, Ratu Kuripanpun dapat menyelesaikan dengan hasil yang sangat mengagumkan. Selain menjadi pengasuh, Ratu Kuripan juga menjadi orang yang sangat berperan besar dalam hampir setiap keputusan penting yang menyangkut Putri Junjung Buih.
Dari Kalimantan kita berjalan-jalan ke Yogyakarta untuk bertemu Rara Jonggrang. Rara Jonggrang sendiri artinya dara (gadis) langsing. Dongeng ini menceritakan tentang kisah cinta antara Pangeran Bandung Bondowoso dari Kerajaan Pengging dengan Putri Rara Jonggrang. Pada suatu ketika, Pangeran Bandung Bondowoso terpikat pada sang putri dan melamarnya untuk menjadi istri. Namun Putri Roro Jonggrang menolaknya. Tolakan tersebut tidak membuat sang pangeran lantas menyerah begitu saja. Ia terus membujuk dan akhirnya sang putripun mau juga dipersunting, hanya saja ia mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Pertama, minta dibuatkan sumur yang dinamakan Jalatunda. Yang kedua, minta dibangun seribu candi untuknya.
Dengan segala kesaktiannya, Pangeran Bandung Bondowoso berhasil membuat sumur, dan dengan bangga memperlihatkannya pada sang putri. Putri Rara Jonggrang tak dapat menerimanya, maka iapun memperdaya pangeran dengan membujuknya untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso turun, sang putri menyuruh Patih Gupolo untuk menimbun lubang sumur dengan tanah dan mengubur pangeran hidup-hidup. Akan tetapi, karena kesaktian dan kekuatannya, Bandung Bondowoso berhasil mendobrak timbunan dan keluar dari sumur. Pangeran sempat terbakar kemarahan, namun berkat kecantikan dan bujuk rayunya, Putri Rara Jonggrang berhasil meredam kemarahan Bandung Bondowoso.
Untuk syarat sang putri yang kedua, Bandung Bondowoso bersemadi dan memanggil makhluk halus, jin, setan dan dedemit dari dalam perut bumi. Dengan bantuan mereka, Bandung Bondowoso berhasil membangun 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi akan segera rampung, ia berusaha menggagalkannya dengan membangunkan dayang-dayang istana dan para perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia kemudian memerintahkan untuk membakar jerami di sisi timur. Mengira pagi telah tiba dan matahari akan segera terbit, para makhluk halus tadi ketakutan dan lari bersembunyi kembali di dalam perut bumi. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun Bandung Bondowoso, yang artinya ia telah gagal memenuhi syarat yang kedua. Ketika akhirnya ia tahu bahwa itu semua merupakan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowosopun murka dan mengutuk sang putri menjadi batu. Arca sang putri menjadi penutup 999 candi yang telah dibangun Bandung Bondowoso.
Dari Yogyakarta, kita jalan-jalan ke provinsi Jawa Timur untuk bertemu putri dongeng yang lain yang bernama Keong Mas. Kisah Keong Mas berawal dari dua orang putri cantik dari Kerajaan Daha yaitu Candra Kirana dan Dewi Galuh. Suatu hari datanglah seorang pangeran tampan bernama Raden Inu Kertapati untuk melamar Candra Kirana, yang rupanya membuat cemburu Dewi Galuh. Ia merasa bahwa dirinya lebih cocok bertunangan dengan sang pangeran ketimbang Candra Kirana. Maka pergilah Dewi Galuh ke seorang penyihir. Ia meminta pada nenek sihir itu agar Candra Kirana dikutuk menjadi keong mas dan dibuang ke sungai.
Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?, tanya si nenek. “Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku”, kata keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.
Sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah dari nusantara yang menceritakan putri-putri cantik dan pelajaran moralnya masing-masing. Mereka tidak kalah seru lho ceritanya dengan cerita-cerita dari luar negeri. Ayo mulai kenalkan ketiga putri cantik tadi pada buah hati Anda mulai sekarang, agar mereka lebih mengenal negerinya sendiri dan mencintai kekayaan budaya Indonesia.
Referensi:www.wikipedia.org รข?? Rara Jonggrang, Keong Mas
www.CeritaAnak.org รข?? Keong Emas
www.folktalenusantara.blogspot.com รข?? Putri Junjung Buih