Uniknya Jambatan Aka di Minangkabau

Hutomo Dwi

Jika di Amerika Serikat ada jembatan yang menjadi kebanggaan negara adidaya tersebut, yaitu Golden Gate Bridge, maka di Indonesia ada Jambatan aka yang berada di Minangkabau. Apa uniknya jembatan tersebut?

Jembatan yang terletak di Kampung Pulut-Pulut, Bayang Utara, Pesisir Selatan ini memang sangat unik dan lain dari jembatan lainnya, karena terbuat dari jalinan akar pohon beringin yang usianya sudah mencapai 90 tahun. Karena dari akar, maka jembatan ini pun dinamai Jamabatan Aka, yang artinya jembatan akar.

Jambatan Aka
Jambatan Aka

Sebagai jembatan, fungsi utama dari jembatan ini tentu adalah untuk menyeberangi sungai. Selain berguna untuk membantu masyarakat setempat menyeberangi sungai, menyusuri jembatan dari akar ini menjadi pengalaman yang sangat menarik.

Dilansir dari Yukpegi, Senin (23/6/2014), dari atas jembatan, Anda dapat melihat aktivitas warga di sekitar Sungai Bayang dengan segala kesibukannya masing-masing. Hembusan angin yang semilir berasal dari daun-daun pohon beringin yang berayun. Ketika Anda menginjakkan kaki di jembatan ini, pasti Anda akan enggan untuk turun.

Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, Jambatan Aka ini awalnya dirancang oleh Pakiah Sokan yang akrab disapa Angku Ketek oleh masyarakat Desa Pulut-Pulut. Beliau dipercaya sebagai orang yang berilmu tinggi dan kerap memberi pengajian.

Jambatan Aka
Jambatan Aka

Setelah titian bambu yang sering digunakan masyarakat hancur dan diseret oleh air sungai saat Batang Ayang meluap, muncul ide untuk membuat jembatan akar. Pohon beringin besar ini konon ditanam sendiri oleh Pakiah Sokan. Tidak hanya menanam pohon beringin, beliau juga menanam pohon asam kumbang yang lokasinya tidak jauh dari titian bambu. Semakin lama, pohon tersebut semakin tumbuh dan berkembang. Akar-akar dari pohon tidak mencapai tanah karena terhalang oleh batuan Sungai Bayang.

Akar-akar tersebut menggantung dan Pakiah Sokan bersama masyarakat dengan tekun melilitkan dan memasukkan akar-akar tadi dalam titian bambu. Seiring waktu berjalan, akar-akar kedua pohon ini terus tumbuh sehingga menjadi semakin besar, panjang, dan lebat. Hasilnya lilitan akar pohon tadi akhirnya menjadi jembatan yang kuat.

Beragam fasilitas bisa Anda temukan di tempat wisata ini, seperti toilet, mushola, pelindung, dan tempat parkir. Seperti halnya tempat wisata lain, tempat ini juga ramai saat hari libur, sehingga jika Anda ingin datang ke sini, maka Anda bisa datang ke sini saat hari biasa untuk mendapatkan ketenangan. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.