Sate ayam, sudah biasa. Sate kambing atau sate usus, juga sudah biasa. Namun bagaimana dengan sate susu? Mungkin Anda belum pernah memakannya. Seperti apa sate susu ini?
Sate susu merupakan makanan khas Kampung Jawa di Denpasar, Bali. Makanan yang terbuat dari daging serta susu sapi ini selalu diburu oleh masyarakat Bali, terutama pada bulan Ramadan ini.
Bumbu sate susu ini berbeda dengan sate lainya seperti sate kambing atau sate ayam yang memakai saos kacang dan kecap. Sate susu ini memakai saos yang terbuat dari tepung beras dan santan, dengan bumbu kencur, cabai merah besar dan kecil, ditambah dengan bawang putih.
“Alhamdulillah setiap hari sate susu kami laku terus. Memang sate susu ini hanya ada pada bulan puasa saja. Sebab cari susunya yang susah,” ungkap Khoirudin, salah satu penjual sate susu saat ditemui di pasar kaget Ramadan, Denpasar, seperti dilansir dari Sindonews, Minggu (13/7/2014).
Khoirudin juga melanjutkan kalau resep dari sate susu ini sudah ada sejak lama. “Resep sate susu ini sudah keturunan nenek moyang kami, entah siapa yang menciptakan pertama kali,” ujarnya.
Di pasar kaget Ramadan ini, tidak hanya Khoirudin yang menjual sate susu. Total, ada sekitar 15 pedagang sate susu. Namun, rata-rata dari mereka kini mengeluhkan harga daging susu sapi yang semakin mahal. “Sekarang sulit cari susu sapi, harganya juga naik terus, dulu hanya Rp 35 ribu per kilogram, kini sudah Rp 40 ribu per kilogram,” jelas pedagang sate susu lainnya yang bernama Muslimah.
Bila Anda tertarik untuk mencoba sate susu ini, Anda diharuskan mengeluarkan kocek sebesar Rp 15 ribu per porsinya. Satu porsinya terdiri dari 10 tusuk sate susu. Siap berbuka dengan sate susu? (tom)